sumedangekspres, KOTA – Kurikulum Merdeka, yang telah diterapkan sejak tiga tahun terakhir, memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kepala Sekolah Dasar Negeri Gudang Kopi, Dian, menyampaikan pandangannya terkait penerapan Kurikulum Merdeka kepada Sumeks, Rabu (21/8).
“Kurikulum Merdeka di sekolah kami baru diterapkan secara bertahap, belum sepenuhnya. Saat ini, hanya kelas 1, 2, 4, dan 5 yang mengikuti kurikulum ini, sementara kelas 3 dan 6 belum,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa secara umum, Kurikulum Merdeka membawa perubahan dalam persepsi belajar siswa. Kurikulum ini tidak fokus pada kekhususan anak, melainkan berusaha mengembangkan potensi yang ada dalam diri setiap siswa.
Baca Juga:Jaga Elektabilitas, Dony Gencar SilaturahmiKelurahan Situ Gelar Perayaan HUT RI Ke-79
“Setiap anak memiliki karakter yang berbeda, sehingga tugas guru adalah memahami cara belajar masing-masing siswa. Ada siswa yang lebih memahami materi melalui tulisan, ada yang melalui lisan, dan ada pula yang melalui gambar,” tambahnya.
Dian juga menjelaskan bahwa perbedaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka terletak pada pendekatannya.
“Kurikulum Merdeka tidak lagi berfokus pada Kompetensi Dasar dan Indikator, melainkan pada pencapaian siswa.”
Menurut Dian, karakter setiap murid hanya dapat diketahui oleh guru yang mengajarnya. Oleh karena itu, setiap guru wajib mencari solusi ketika ada murid yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran.
“Ini adalah salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka, di mana baik murid maupun guru bebas berekspresi dan mengungkapkan cara pembelajaran masing-masing,” pungkasnya.
Dian juga menambahkan, bahwa SD Negeri Gudang Kopi telah memasuki tahun kedua dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Penerapan kurikulum baru tersebut tergantung pada kesiapan masing-masing sekolah. (cr2)