Jimat Dari Beberapa Negara Asia yang Dipercaya Oleh Masyarakat untuk Tolak Bala

Jimat Dari Beberapa Negara Asia yang Dipercaya Oleh Masyarakat untuk Tolak Bala
Jimat Dari Beberapa Negara Asia yang Dipercaya Oleh Masyarakat untuk Tolak Bala (ilustrasi)
0 Komentar

Cara penggunaan bukseongga cukup sederhana; biasanya, jimat ini digantung di tempat-tempat strategis di rumah, seperti di pintu masuk atau di dekat jendela. Sebelum menggantungnya, sering kali dilakukan ritual sederhana, seperti membaca doa atau mantra untuk mengundang keberkahan. Dalam konteks haetae, patungnya ditempatkan di area yang terlihat, dengan harapan dapat menjaga keselamatan penghuninya.

Kedua jimat ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung, tetapi juga sebagai simbol harapan dan keyakinan dalam kekuatan spiritual. Masyarakat Korea percaya bahwa dengan menjaga dan merawat jimat ini, mereka akan terlindungi dari berbagai ancaman dan mendapatkan berkah dalam hidup mereka. Dengan demikian, bukseongga dan haetae tetap menjadi bagian integral dari budaya dan tradisi Korea hingga saat ini.

3. Fu (福)

Jimat dengan nama Fu ini merupakan salah satu jimat tolak bala yang paling terkenal di China. Karakter Fu (福), yang melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan. Karakter ini biasanya ditulis dengan tinta merah, yang dianggap membawa energi positif dan perlindungan.

Baca Juga:Tips Agar Rumah Tangga Tetap Harmonis Dari Rey Mbayang dan Dinda HauwTengku Dewi Siap Dampingi Suami Setelah Andrew Andika Dinyatakan Positif Narkoba

Saat perayaan Tahun Baru Imlek, banyak orang menggantungkan karakter Fu di pintu masuk rumah, sering kali dalam posisi terbalik. Ini karena dalam bahasa Mandarin, kata “terbalik” (倒, dào) memiliki bunyi yang sama dengan “datang” (到, dào), sehingga diyakini dapat membawa keberuntungan masuk ke dalam rumah.

Selain karakter fu, jimat lainnya yang populer adalah Wu Lou (葫芦), yang merupakan labu yang sering terbuat dari kayu atau logam. Wu Lou dihias dengan simbol-simbol keberuntungan dan dipercaya memiliki kekuatan untuk membawa kesehatan serta melindungi dari penyakit. Dalam budaya Tionghoa, labu ini sering dianggap sebagai simbol umur panjang dan keberuntungan.

Kedua jimat ini tidak hanya digunakan selama Tahun Baru Imlek, tetapi juga dipasang di rumah, kendaraan, atau tempat kerja untuk menciptakan suasana positif dan melindungi penghuninya dari malapetaka. Orang-orang percaya bahwa dengan menjaga dan merawat jimat-jimat ini, mereka dapat menarik keberuntungan dan mengusir nasib buruk. Oleh karena itu, karakter Fu dan Wu Lou tetap menjadi bagian penting dari tradisi dan kepercayaan dalam budaya Tionghoa hingga saat ini.

0 Komentar