sumedangekspres – Gitasav mengungkapkan kritiknya terhadap UIPM, yang memberikan gelar kepada Raffi Ahmad dan mencantumkan fotonya di situs resmi kampus tersebut.
Dalam pernyataannya, influencer Gita Savitri Devi menyoroti masalah pendidikan di Indonesia, khususnya maraknya pemberian gelar secara sembarangan dan keberadaan kampus-kampus fiktif.
Kasus ini muncul setelah UIPM di Thailand memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada Raffi Ahmad, yang menimbulkan keraguan di kalangan warganet terhadap kredibilitas lembaga pendidikan tersebut, terutama karena UIPM tidak memiliki kampus fisik.
Baca Juga:Seorang Santri Menjadi Trauma Setelah Disiram Air Cabai Oleh UstadzahTerungkap! Gegara Masalah Ekonomi, Suami Tega Habisi Nyawa Istri dan Akhiri Hidup
Gitasav juga menjadi korban pencatutan, di mana fotonya digunakan di situs UIPM sebagai alumni yang memberikan testimoni. Wanita yang kini menetap di Jerman itu menegaskan betapa buruknya politik pendidikan di Indonesia.
Ia mencatat, “Negara kita dikuasai oleh politisi tanpa hati nurani,” dalam unggahannya di Instagram pada 3 Oktober 2024.
Ia juga mengamati bahwa banyak figur publik yang berambisi meraih kekuasaan, bahkan jika itu berarti mengorbankan integritas.
Lebih lanjut, Gitasav mengungkapkan bahwa ambisi figur publik tersebut menjadi kesempatan bagi orang-orang biasa untuk mengeksploitasi situasi demi kepentingan mereka.
“Figur publik ini sering dipuja-puja oleh masyarakat yang berharap mendapatkan keuntungan,” tambahnya.
Gitasav mencatat bahwa negara ini menjadi lahan subur bagi mereka yang mengejar kekuasaan. “Mereka terus mengejar, meski kenyataannya sudah cukup,” ujarnya.
Ia menunjukkan bahwa keberadaan kampus-kampus yang meragukan hanya menambah kerumitan situasi, tanpa ada konsekuensi bagi para pelaku.
Baca Juga:Mantan Menkeu Bambang Brodjonegoro: Dukung Penguatan kelembagaan BPKH untuk Optimalkan Investasi Dana HajiIbu Kimberly Rider Murka Setelah Tahu Edward Cuma Kasih Rp.2 Juta Buat Nafkahin Kimberly
Menurutnya, siklus ini akan terus berulang karena banyak politisi dan figur publik yang tidak pernah merasa puas.
“Di Indonesia, situasi ini hanya akan terus berlanjut,” katanya. Gitasav menekankan pentingnya menjaga prinsip dan harga diri, serta tidak mengorbankannya demi ambisi pribadi.
“Menjadi manusia seharusnya tidak berarti menjual prinsip dan harga diri seperti itu,” pungkasnya.