sumedangekspres – Lagu “Lingsir Wengi” memiliki akar sejarah yang dalam, awalnya diciptakan oleh Sunan Kalijaga sebagai sebuah ungkapan doa dan sarana untuk menolak bala. Dalam tradisi Jawa, lagu ini dulunya berfungsi untuk melindungi dari gangguan makhluk halus.
Namun, seiring waktu, makna dan konotasi lagu ini mengalami perubahan drastis, terutama setelah digunakan sebagai soundtrack film horor “Kuntilanak” karya Rizal Mantovani pada tahun 2006.
Di era modern, “Lingsir Wengi” sering diasosiasikan dengan sosok astral, khususnya kuntilanak. Ini terjadi karena lirik dan iringan musiknya yang khas, menggabungkan elemen gamelan Jawa yang kental dengan nuansa kelam.
Baca Juga:Gandeng Sidra Capital, BPKH Limited Dipercaya Mengelola Lima Hotel di Arab SaudiPlaying Victim: Kuasa Hukum P Diddy Tuding Pemerintah AS dan Media Bersekongkol untuk Hancurkan P Diddy
Banyak orang yang kini percaya bahwa menyanyikan lagu ini bisa mengundang kehadiran makhluk halus, sehingga membuatnya lebih dikenal sebagai lagu horor.
Banyak orang tidak menyadari makna asli dari lirik yang dinyanyikan, terutama karena liriknya menggunakan bahasa Jawa yang kental. Iringan gamelan dan nada yang melankolis memang berhasil menciptakan suasana yang menyentuh hati, membuat pendengarnya terhanyut dalam emosi.
Lagu ini bahkan pernah diangkat ke dalam film “Tembang Lingsir” dan film horor lainnya seperti “The Doll 2” dan “Mangkujiwo 2”, yang semakin memperkuat reputasinya sebagai lagu horor yang ikonik di Indonesia.
Lirik asli “Lingsir Wengi” memiliki tema kerinduan dan cinta yang mendalam, dengan nada yang menyiratkan kesedihan dan penantian.
Misalnya, dalam salah satu baitnya, terdapat ungkapan tentang kerinduan yang tak tertahankan dan harapan akan janji yang terucap. Ini mencerminkan perasaan yang sangat manusiawi, yang awalnya mungkin tidak sejalan dengan reputasinya saat ini.
Sebaliknya, versi horor dari lagu ini mengandung nuansa yang lebih menyeramkan. Liriknya mengekspresikan ancaman dan kemarahan, menciptakan gambaran tentang makhluk halus yang bersembunyi dalam kegelapan.
Dalam lirik tersebut, terdapat perintah kepada jin dan setan untuk menampakkan diri, memperkuat kesan mistis dan mencekam.
Baca Juga:Netizen Tuduh Baim Wong Cuma Playing Victim Tentang Isu Paula SelingkuhKimberly Pernah Kabur Dari Edward? Begini Pernyataan Kuasa Hukum Edward Akbar
Transformasi “Lingsir Wengi” dari sebuah lagu doa menjadi lagu horor ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh budaya pop terhadap persepsi masyarakat.
Meskipun Sunan Kalijaga adalah sosok yang dikenal sebagai wali dan penyebar agama, sulit membayangkan niat awalnya menciptakan lagu ini untuk tujuan menyeramkan.