– Gangguan pada tuba falopi atau rahim (misalnya jaringan parut) – Gangguan ovulasi yang menghambat produksi sel telur – Endometriosis – Gangguan pada sperma, seperti jumlah rendah atau sperma tidak mampu mencapai rahim – Masalah sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma – Penyakit keturunan atau kelainan genetik
Mempertimbangkan Risiko Prosedur Bayi Tabung
Meskipun prosedur bayi tabung umumnya aman, terdapat beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan, seperti:
– Infeksi, perdarahan, atau kerusakan pada organ tubuh – Sindrom hiperstimulasi ovarium, yang bisa menyebabkan kembung, kram, nyeri, atau bahkan komplikasi berat – Keguguran- Kehamilan kembar, jika lebih dari satu embrio berhasil ditanam – Kelahiran prematur atau bayi dengan berat lahir rendah- Kehamilan ektopik (hamil di luar rahim) – Kelainan genetik pada janin
Baca Juga:Manfaat Kopi Campur Lemon untuk TubuhCawagub Jabar, Ilham Habibie Targetkan Suara Diatas 40 Persen untuk Kabupaten Bogor
Prosedur bayi tabung juga bisa menguras energi, emosi, dan biaya, yang dapat memicu stres, berpotensi mempengaruhi efektivitas prosedur.
Faktor Penentu Keberhasilan Prosedur Bayi Tabung
Beberapa faktor utama yang memengaruhi keberhasilan prosedur bayi tabung antara lain:
– Usia wanita: Usia optimal untuk prosedur ini adalah di bawah 35 tahun.- Riwayat kesehatan organ reproduksi: Seperti gangguan pada rahim atau ovarium.- Penyebab infertilitas: Masalah kesuburan baik pada wanita maupun pria.- Faktor gaya hidup: Kebiasaan seperti pola makan, olahraga, dan konsumsi alkohol atau rokok.(*)