Revitalisasi, lanjut Prof Bayu, harus meliputi peningkatan infrastruktur, penerapan digitalisasi, pemberdayaan ekonomi lokal, dan penguatan kolaborasi antarwilayah, misalnya mengintegrasikan logistik antara Sumedang dan Bandung Timur.“Pasar tradisional itu padat karya. Kalau dikelola serius, bisa menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya transparansi pengelolaan aset pasar untuk mencegah praktik rente serta optimalisasi retribusi secara adil. Pendidikan kewirausahaan seperti pelatihan pengemasan produk dan branding bagi pedagang pasar dinilai perlu dijalankan.
Dengan audit yang tegas dan revitalisasi yang terarah, Prof Bayu optimistis Pasar Parakanmuncang bisa kembali menjadi pusat ekonomi lokal yang berkelanjutan dan berdaya saing di tengah perubahan zaman.“Kalau dijalankan dengan tepat, pasar ini bukan hanya bisa mempertahankan konsumen lokal, tapi juga menarik pengunjung dari daerah lain,” pungkasnya. (kos)