Kereta Kencana Naga Paksi: Saksi Bisu Kemegahan Sumedang Tempo Dulu

Kereta Kencana Naga Paksi: Saksi Bisu Kemegahan Pangeran Sumedang
Kereta Kencana Naga Paksi: Saksi Bisu Kemegahan Pangeran Sumedang (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Di balik dinding Museum Prabu Geusan Ulun, berdiri megah sebuah peninggalan sejarah yang menyimpan kisah kejayaan masa lalu.

Kereta Kencana Naga Paksi—dengan ukiran emas, kepala naga, dan burung garuda yang memancarkan aura kebangsawanan, menjadi saksi bisu kemegahan Pangeran Soeriaatmadja, pemimpin Sumedang pada abad ke-19.

Kereta beroda empat ini bukan sekadar alat transportasi, melainkan simbol status dan kekuasaan.

Baca Juga:Menakar Jatinangor Sebagai Kawasan Pendidikan yang Rentan, Begini Kata Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UnpadBhabinkamtibmas Kawal Penyaluran BLT Dana Desa di Sindulang, 36 Warga Terima Bantuan

Diperkirakan digunakan dalam berbagai upacara kebangsawanan, benda ini menyimpan nilai historis yang tinggi dan menjadi salah satu koleksi paling mencolok di Museum Prabu Geusan Ulun.

Detail Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket

Museum Prabu Geusan Ulun berada di Jalan Prabu Geusan Ulun Nomor 40, Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Lokasinya mudah dijangkau dari pusat kota Sumedang, menjadikannya salah satu destinasi wisata budaya yang menarik.

Museum ini buka setiap hari Senin hingga Sabtu, dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.

Untuk menikmati keindahan dan koleksi sejarah di dalamnya, pengunjung cukup membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 untuk pelajar dan Rp10.000 untuk umum.

Biaya tersebut sangat terjangkau untuk pengalaman melihat langsung peninggalan bersejarah yang sarat makna.

Perpaduan Simbolik Naga dan Garuda

Kereta Kencana Naga Paksi memiliki desain yang unik. Di bagian depan, terlihat ukiran kepala naga berwarna emas yang mencerminkan kekuatan dan ketangguhan.

Baca Juga:612 Warga Desa Mekarjaya Dapat Bantuan BerasBanyak Keluarga Mampu yang Terdaftar KPM, Ini Salah Siapa? 

Di atasnya, terdapat lambang burung garuda dengan sayap mengembang, menandakan kekuasaan dan kejayaan.

Perpaduan simbolik antara naga (dalam mitologi sebagai penjaga kekayaan) dan garuda (sebagai lambang negara) ini memperkuat kesan bahwa kereta tersebut bukanlah kereta biasa, melainkan kendaraan kebesaran seorang bangsawan.

Kereta ini dilengkapi juga dengan hiasan ornamen khas Jawa Barat dan Sumedang, seperti sulur-suluran yang rumit serta cat warna merah keemasan yang masih terlihat jelas meski usianya telah mencapai lebih dari satu abad.

Perawatan dan Pelestarian

Kereta ini ditempatkan dalam ruangan khusus yang tertutup agar terhindar dari debu dan kelembapan.

Pihak museum secara berkala melakukan pembersihan dan perawatan terhadap kereta ini guna menjaga keaslian serta estetika historisnya.

0 Komentar