Ia juga menambahkan, Pemkab bersama Forkopimda tetap akan melakukan pemantauan intensif dan mitigasi risiko untuk menjaga agar kondisi Sumedang tetap aman dan terkendali di tengah memanasnya isu nasional.
Pembinaan terhadap pelajar juga akan dilanjutkan dengan pendampingan dari Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A). Orang tua dan pihak sekolah dilibatkan secara aktif dalam upaya ini.
“Inilah pentingnya sinergi antara orang tua, guru, dan pemerintah. Kalau anak-anak ini tercerahkan sejak awal, mereka tidak akan mudah terprovokasi oleh ajakan atau hasutan dari media sosial atau pihak yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya.
Baca Juga:Polisi Sambangi SMK Tursina, Ajak Siswa Jangan Mudah TerprovokasiRibuan Formasi PPPK Paruh Waktu Siap Diusulkan di Sumedang
Lebih jauh Fajar meenyebutkan, aksi unjuk rasa dari aliansi mahasiswa Sumedang batal digelar.
Menurut Fajar, pemerintah daerah telah membuka ruang dialog dengan perwakilan mahasiswa dan menyampaikan bahwa jika aspirasi hendak disampaikan, harus dilakukan secara bertanggung jawab, terorganisir, dan tidak mengundang provokator.
“Kami tidak anti-kritik. Tapi kami tidak ingin demonstrasi yang murni jadi alat ekspresi mahasiswa justru ditunggangi pihak-pihak tak bertanggung jawab. Itu sebabnya, pola pengamanan kami hari ini sangat ketat dan terintegrasi,” ujar Fajar. (red)