CIMANGGUNG – Upaya pencegahan stunting di tingkat desa kini semakin diperkuat melalui kegiatan rembuk stunting. Forum ini menjadi wadah penting bagi pemerintah desa, masyarakat, hingga kader kesehatan untuk duduk bersama membahas strategi menekan angka stunting secara berkelanjutan.
Salah satu manfaat nyata dari rembuk stunting adalah lahirnya strategi penanganan yang lebih partisipatif. Dengan mendengar langsung kondisi di lapangan, langkah yang diambil menjadi lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan masyarakat desa.
Selain itu, rembuk stunting juga mendorong adanya alokasi anggaran yang lebih fokus. Dana desa maupun dukungan anggaran lainnya diarahkan secara terukur untuk program pencegahan stunting, mulai dari edukasi gizi, peningkatan pola asuh, hingga penyediaan makanan tambahan bagi balita.
Baca Juga:PMBT Desak Publikasi Kajian KBT, Aspem Kesra Jadi Tujuan AudiensiPusat Pelayanan Publik Jatinangor Akan Dibangun Terpadu di Pasir Banteng
Tak kalah penting, forum ini mampu menumbuhkan semangat kebersamaan. Gerakan bersama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan warga menjadi kunci untuk memerangi stunting demi terciptanya generasi penerus yang lebih sehat dan berkualitas.
Camat Cimanggung, H. Agus Wahyudin, dalam kesempatan rembuk stunting di Desa Sindanggalih menegaskan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari perencanaan rancangan RKPDES tahun 2026.
“Rembuk stunting ini adalah wujud komitmen bersama untuk menurunkan angka stunting sekaligus membangun generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas,” ujarnya.
Hadir pula Kepala Desa Sindanggalih, Eddy Setiawan SH, yang menekankan pentingnya sinergi lintas sektor.
“Penanganan stunting tidak bisa dilakukan sepihak. Misalnya, jika kasus stunting berkaitan dengan rumah tidak layak huni, maka penanganannya harus melibatkan bersama. Jadi ini bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan, tapi semua sektor harus bergerak bersama,” tegasnya.
Ia juga menyebutkan rembuk stunting menjadi momentum penting untuk mengonsolidasikan semua potensi yang ada.
“Stunting bukan hanya urusan kesehatan, tapi juga pembangunan desa, pendidikan, dan pola hidup masyarakat. Dengan rembuk stunting, kita bisa bergerak bersama,” ujarnya.
Baca Juga:West Java Paragliding Championship 2025: Dari Sumedang untuk DuniaPrediksi Pertandingan: Arema FC vs Persib Bandung, Siapa yang Akan Mendominasi Rivalitas Sengit Ini?
Dengan adanya rembuk stunting, desa memiliki peta jalan yang lebih jelas dalam memerangi masalah gizi kronis ini. Harapannya, anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan. (kos)