SUMEDANG ESKPRES – Ingin tau puisi yang keren dan menarik tentang pembahasan puisi mengenai guru. Penasaran? Sini simakk guys..
Guru adalah pahlawan sejati, sosok mulia yang pengabdiannya tak terhingga. Mereka ibarat memiliki samudra ilmu yang luas, namun dengan tulus memberikan setiap tetesnya kepada murid-murid.
Dengan ketulusan dan kesabaran yang tak bertepi, guru membimbing langkah demi langkah, tanpa mengenal lelah, letih, atau mengeluh, bahkan saat menghadapi murid yang sulit diatur sekalipun.
Baca Juga:Langkahmu Jejak Masa DepankuDoa Tulus Seorang Pengajar Untuk Muridnya
Mereka bagaikan sinar bulan yang hadir membelah kegelapan. Tanpa bimbingan mereka, kita hanyalah awan kelam, tersesat dalam kebodohan.
Guru adalah cahaya abadi yang menemani setiap waktu dan langkah kita, menjadi inspirasi hebat dalam setiap proses perjalanan hidup.
Pengorbanan seorang guru sungguh luar biasa. Waktu, tenaga, dan pengabdian yang mereka curahkan untuk murid-murid selalu maksimal dan sempurna.
Seringkali, amanah dan tanggung jawab mendidik anak bangsa ini mereka letakkan di atas kepentingan pribadi dan keluarga.
Menjadi guru adalah amanah agung untuk mengubah yang ‘tidak bisa’ menjadi ‘bisa’. Mereka adalah pelita cahaya bagi penerus bangsa.
Jasa mereka takkan pernah bisa terbalaskan, bahkan dengan harta atau nyawa sekalipun. Mereka adalah penentu masa depan, penjaga harapan bangsa.
Puisi
Guru: Pelita Cahaya, Samudra Pengabdi
Di tapak sunyi, berdiri tegak seorang guru
Bukan harta yang dicari, bukan pula pamrih waktu
Wajahnya teduh, memancarkan sinar tanpa jemu
Pahlawan sejati, penanam benih harapan baru
Kau ibarat Samudra Pengabdian tak bertepi
Ilmu seluas lautan kau bagi, setetes demi setetes
Memberi dengan tulus, tanpa kenal lelah letih
Menghapus kabut bodoh, mengusir gelap yang pedih
Saat kami bimbang, Tersesat langkah tak menentu
Kau datang bagaikan Pelita Cahaya di malam kelam
Sabar tak terbatas, kasih sayang tak pernah layu
Menggenggam tangan kami, menuju gerbang ilmu terindah
Di matamu, ada janji masa depan yang cerah
Kau ukir aksara, kau tanam budi pekerti mulia
Jiwamu adalah kertas, tempat kami belajar tabah
Membentuk kami, dari tiada menjadi ada