Puting Beliung Terjang Cimalaka, Belasan Rumah Rusak dan Warga Trauma

Puting Beliung Terjang Cimalaka, Belasan Rumah Rusak dan Warga Trauma
Potongan atap baja ringan milik warga Dusun Pasanggrahan, Desa Cimuja, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, terhempas dan tersangkut di pepohonan setelah diterjang angin puting beliung, Jumat (17/10), sore.(Achmad/Sumeks)
0 Komentar

CIMALAKA – Hujan deras mengguyur Dusun Pasanggrahan, Desa Cimuja, Jumat (17/10) sore. Di antara deru air dan suara daun yang basah, tiba-tiba terdengar gemuruh seperti pesawat rendah melintas. Tak lama, angin berputar kencang, menggulung genting, mematahkan pohon, dan mencabut atap rumah warga.

“Cuma beberapa menit, tapi suaranya kayak meledak,” kenang Nenden Rosita (47), sambil menatap sisa atap baja ringan yang kini tergeletak di halaman rumahnya.

Saat kejadian, Nenden hanya bisa menunduk, melihat ruang tamu yang semalam menjadi saksi puting beliung menghantam keras sisi barat rumahnya.

Baca Juga:Evaluasi Layanan BPJS! Tolak Pasien, RS Unpad Minta MaafBegini Cara Mengedit Foto Menjadi Guru yang Inspiratif dengan Gemini AI, Tampil Karismatik dan Penuh Wibawa

Rumah Nenden menjadi satu dari sepuluh rumah yang rusak akibat amukan angin puting beliung di Cimuja malam itu. Dua rumah, termasuk milik Nenden dan Lina Gustiani, porak poranda hingga sulit dihuni. Satu rumah rusak sedang, dan tujuh lainnya mengalami kerusakan ringan.

Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Cimalaka, Yayan Andrian, S.Pd., mengatakan bahwa musibah terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, bersamaan dengan hujan berintensitas tinggi.

“Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian material diperkirakan mencapai lebih dari Rp100 juta,” ujarnya.

Ia menjelaskan, rumah Nenden dan Lina berada di RT 003 RW 005. Keduanya kehilangan hampir seluruh atap bangunan. Sementara rumah Ase Supriatna, di RT 002 RW 006, rusak di bagian plafon dan sebagian genting.

Pemerintah Kecamatan bersama BPBD Sumedang langsung turun melakukan pendataan dan memberi bantuan sementara. Namun, bagi warga, trauma dari kejadian itu belum mudah hilang.

“Waktu angin datang, saya cuma bisa peluk anak, enggak tahu mau lari ke mana. Genting berterbangan, listrik padam, suaranya ngeri,” kata Lina pelan.

Kini, setelah angin reda, warga bergotong royong memperbaiki rumah yang rusak. Sebagian dari mereka masih menumpang di rumah tetangga sambil menunggu bantuan datang.

Baca Juga:Edit Foto Melihat Sunrise di Puncak Gunung dengan Gemini AI:  10 Ide Prompt Bertema HikerEdit Foto Nuansa Tenang Saat Berdiri di Tepi Danau Pegunungan dengan Prompt Gemini AI

“Yang penting selamat dulu. Harta bisa dicari lagi,” ujar Ase, menatap langit yang kembali cerah namun menyimpan waspada.

Yayan mengingatkan, kejadian ini menjadi peringatan bagi seluruh warga agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem.

“Kita sudah memasuki periode cuaca tidak menentu. Mohon warga waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung. Pastikan saluran air tidak tersumbat, dan jangan berteduh di bawah pohon saat hujan deras,” pesannya.(red)

0 Komentar