Warisan yang Tergenang, 5 Tempat Bersejarah di Sumedang yang Mulai Menghilang

Warisan yang Tergenang, 5 Tempat Bersejarah di Sumedang yang Mulai Menghilang
Ilustrasi Kerajaan Tembong Agung - (IST)
0 Komentar

3. Situs Leuwiloa (Makam Embah Wacana)

Satu lagi tempat situs bersejarah yang harus tenggelam di dalam waduk Jatigede adalah Situs Leuwiloa.

Awalnya situs ini terletak di Kampung Leuwiloa, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja. Situs Leuwiloa merupakan makam kuna (keramat) dari Embah Wacana, salah satu tokoh yang memiliki peran penting dalam sejarah lokal.

Situs ini adalah bagian dari puluhan situs arkeologi yang diidentifikasi terancam dan akhirnya tenggelam setelah penggenangan Waduk Jatigede dilakukan.

Baca Juga:Pisah Sambut dan Serah Terima Jabatan, Era Baru Kepemimpinan Biro Humas dan ProtokolSakit Hati karena Sering di Bully, Santri Ini Sampai Nekat Bakar Pesantren

Hilangnya situs-situs kecil seperti ini secara massal di area Jatigede berdampak besar pada putusnya mata rantai sejarah lisan dan fisik di desa-desa yang turut tergenang, karena relokasi seringkali tidak dapat menggantikan nilai sakral dan historis di lokasi aslinya.

4. Situs Nangewer (Makam Embah Mohammad Abrul Saka)

Sama seperti Situs Leuwiloa, Situs Nangewer yang terletak di Kampung Nangewer, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja, merupakan kompleks makam keramat yang menjadi bagian integral dari sejarah lisan masyarakat setempat.

Makam Embah Mohammad Abrul Saka ini adalah salah satu bukti peninggalan leluhur yang menegaskan akar budaya di daerah tersebut.

Ketergenangan oleh air waduk telah menghilangkan keberadaan fisik situs ini, menjadikannya ‘harta karun’ sejarah yang terkubur di bawah perairan. Dampak ini menciptakan kehilangan yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga spiritual bagi para peziarah dan pemangku adat.

5. Pemandian Cipanas Sekarwangi

Tempat yang terletak di Desa Sekarwangi, Kecamatan Buahdua ini harus terbengkalai dan Rusak Berat.

Meskipun bukan situs yang tenggelam, Pemandian Cipanas Sekarwangi dulunya merupakan salah satu tempat rekreasi dan bersejarah yang populer. Air panas alami sering kali memiliki kaitan dengan cerita rakyat atau penyembuhan yang diwariskan secara turun temurun.

Sayangnya, setelah menghabiskan anggaran besar untuk penataan, objek wisata ini justru dibiarkan terbengkalai, rusak, dan dipenuhi ilalang. Kondisi ini menunjukkan bentuk ‘menghilang’ yang berbeda, yaitu hilangnya fungsi, nilai, dan daya tarik historis-rekreasional akibat kurangnya perawatan dan pengelolaan, meninggalkan bangunan yang menyedihkan dan tidak terawat.

Baca Juga:Dari App Store hingga Swift Student Challenge: Peran Apple UK dalam Mendorong Ekosistem Pengembang LokalBantah Ada Orang Ketiga, Begini Klarifikasi Hamish Daud Perihal Isu Perselingkuhannya dengan Sabrina

Fenomena “menghilangnya” situs bersejarah di Sumedang ini menjadi pengingat penting akan tantangan menjaga warisan budaya di tengah proyek-proyek pembangunan besar.

0 Komentar