Pengangguran di Sumedang Capai 39 Ribu Orang, Disnakertrans Ubah Arah Kebijakan Pasar Kerja

Pengangguran di Sumedang Capai 39 Ribu Orang, Disnakertrans Ubah Arah Kebijakan Pasar Kerja
Pengangguran di Sumedang Capai 39 Ribu Orang, Disnakertrans Ubah Arah Kebijakan Pasar Kerja
0 Komentar

“Kami tidak ingin pelatihan hanya berdasarkan keinginan peserta, tapi benar-benar berdasarkan kebutuhan perusahaan di lapangan,” tegasnya.

Tahun 2026 akan menjadi momentum penting bagi Disnakertrans Sumedang. Pemerintah daerah menargetkan tersusunnya peta kebutuhan tenaga kerja mikro per perusahaan.

Peta ini diharapkan menjadi panduan utama penyusunan kurikulum pelatihan dan kerja sama dengan sekolah kejuruan.

Baca Juga:Ketika Alam, Kuliner, dan Gaya Hidup Bertemu di Mountain Dew SumedangCara Konten Facebook Pro FYP dan Menghasilkan Uang: Strategi Viral, Aman, dan Efektif untuk Kreator Pemula

“Dengan peta ini, kami bisa tahu misalnya, berapa tenaga teknik otomotif yang dibutuhkan di Rancaekek, berapa tenaga administrasi di Tanjungsari, atau berapa tenaga keuangan di Jatinangor,” ujar Bambang.

Selain itu, Disnakertrans juga menggandeng sekolah-sekolah SMK untuk memperkuat pembelajaran praktik, mulai dari pelatihan membuat CV, simulasi wawancara kerja, hingga pelatihan soft skills.

“Banyak pencari kerja datang ke job fair tanpa tahu posisi apa yang mereka lamar. Bahkan ada yang tak siap wawancara. Ini yang ingin kami ubah–kesiapan kerja harus dibangun sejak sekolah,” tambahnya.

Meski masih dibayangi angka pengangguran tinggi, geliat transformasi tenaga kerja Sumedang mulai terasa.Mini Job Fair Tematik yang akan digelar 11 November mendatang menjadi langkah awal perubahan pola. Kali ini bukan sekadar bursa kerja umum, melainkan job fair tematik yang fokus pada sektor keuangan dan perbankan.

Konsep ini diharapkan mampu memperluas wawasan pencari kerja tentang dunia kerja baru, sekaligus mengubah cara pandang masyarakat terhadap karier non-manufaktur.

“Peta pengangguran Sumedang tidak lagi bisa dibaca dengan cara lama. Kita sedang memasuki babak baru, di mana data, kompetensi, dan kolaborasi akan menentukan masa depan tenaga kerja daerah,” pungkas Bambang.(red)

0 Komentar