Kevin Carter Jurnalis Foto Yang Hebohkan Dunia

Kevin Carter
Kevin Carter
0 Komentar

Sumedangekspres.com– Kevin Carter pria yang lahir pada 13 September 1960  di  Johannesburg, Afrika Selatan. Dia merupakan seorang jurnalis yang karyanya dapat menggemparkan dunia, karyanya  juga dapat mendapatkan penghargaan  Pulitzer Prize.

Kevin Carter tumbuh di lingkungan menengah yang berisi orang-orang kulit putih saja. sering melihat operasi polisi menangkap orang kulit hitam yang secara ilegal tinggal di area tersebut. Ia lalu bercerita pada orangtuanya yang beragama Katolik dan berpemikiran liberal.

Sebelum menjdai jurnalis Kevin sempat bekerja sebagai apoteker,  dirinya juga pernah tergabung di angkatan udara dan tergabung selama 4 tahun.

Baca Juga:9 Cara Beli Chip Ungu Higgs Domino Terbaru 2023 yang Mudah dan Resmi!Sejarah Kopi di Indonesia

Carter memulai kerja sebagai fotografer olahraga di 1983. Pada 1984, ia kemudian pindah kerja di Johannesburg Star yang bertugas mengekspos kebrutalan pada masa apartheid.

Carter adalah fotografer pertama yang mengabadikan hukuman bakar bagi orang kulit hitam pada pertengahan dekade 1980-an. Carter lalu berbicara mengenai fotonya itu: “Saya terkejut dengan apa yang mereka lakukan. Saya terkejut atas apa yang saya lakukan. Namun kemudian orang-orang mulai membicarakan foto itu… dan saya merasa mungkin apa yang saya lakukan tidak sepenuhnya buruk. Menjadi saksi sesuatuyang mengerikan ini ternyata bukan sesuatu yang cukup buruk untuk dilakukan.

Pada 1993,Carter ditawari João Silva untuk pergi ke sudan dan megembangkan karirnnya. Silva sendiri  oleh Robert Hadley dari UN Operation Lifeline Sudan (OLS) agar melakukan perjalanan ke Sudan untuk melaporkan berita tentang kelaparan di Sudan Selatan yang melibatkan pemberontak saat perang saudara di daerah itu. Saat itu, OLS sedang mengalami kesulitan dana dan PBB percaya bahwa dengan mempublikasikan kelaparan di daerah itu akan membuat organisasi bantuan untuk mempertahankan pendanaan untuk OLS. Namun Silva dan Carter adalah orang yang tidak berminat pada urusan politik dan hanya ingin memotret di sana.

Setelah sampaidisana, Carter melakukan perjalanan sehari bersama PBB ke Juba di Sudan Selatan untuk memotret tongkang yang mengangkut bantuan makanan untuk wilayah tersebut. Segera setelah itu, PBB menerima izin dari kelompok pemberontak untuk menerbangkan bantuan makanan ke Ayod. Hadley mengundang Silva dan Carter untuk terbang ke sana bersamanya. Sesampainya di Ayod, Silva dan Carter berpisah untuk mengambil foto para korban kelaparan, kemudian mendiskusikan tentang situasi mengejutkan yang mereka saksikan. Silva menemukan tentara pemberontak yang bisa membawanya ke seseorang yang berwenang. Carter lalu bergabung dengan Silva. Salah satu tentara, yang tidak bisa berbahasa Inggris, tertarik dengan jam tangan Carter. Carter memberinya jam tangan murah sebagai hadiah. Para prajurit bertugas sebagai pengawal mereka.

0 Komentar