adalah supervisi. Dan super-
visi ini merupakan hal yang
benar-benar harus dilaks-
anakan, walaupun pada
kenyatannya kan tidak,”
terangnya.
Hasil penelitian yang
dilakukan, kata Prof Yud-
ha lagi, masih banyak
supervisi yang bersifat
administratif. Yakni
diantaranya
pada waktu guru sedang
mengajar.
“Seharusnya ada supervisi
yang duduk mendampingi
guru yang sedang mengajar,
supaya pembelajaran itu ber-
jalan secara baik. Ini hasil
penelitian kami tidak hanya
ditingkat SD, melainkan di
SMP dan SMA juga sama,”
jelasnya.
Baca Juga:Cakupan Vaksinasi Covid-19 Capai 20 Persen LebihKecelakaan Beruntun di Lingkar Timur, Satu Kritis
Sementara itu, dalam pro-
gram kegiatan penyuluhan
tersebut, pihaknya turut men-
cari solusi terkait permasa-
lahan tersebut. Khususnya
pada Pendidikan Jasmani,
dimana pihaknya akan ber-
komunukasi dengan Dinas
Pendidikan sebagai pemang-
ku kebijakan.
“Seperti kebijakan penga-
wasan khusus untuk Pendi-
dikan Jasmani, sehingga
betul – betul kedepan kwali-
tas pembelajaran di Kabu-
paten Sumedang akan lebih
baik,” ungkapnya.
Prof Yudha juga turut men-
jelaskan jika proses pembe-
lajaran di era pandemi ini
jauh dari kriteria sebagai
pembelajaran yang efektif.
“Tapi berita
baiknya ini bukan hanya indo-
nesia yang mengalami, semua
dunia mengalaminya. Semua-
nya dunia sama masih meraba
raba kapan Covid- 19 ini akan
berakhir,” terangnya.
Dan Prof Yudha pun me-
nambahkan, ada 5 kompe-
tensi bagi Kepala Sekolah.
Diantaranya kompetensi ke-
pribadian, medic-ilmiah,
supervisi, kewirausahaan dan
sosial. Menurutnya, apabila
tidak memiliki salah satu
Kompetensi tersebut, maka
kepala sekolah belum dapat
dikatakan sebagai kepala
sekolah yang kompeten.
“Essensi dari supervisi bukan
untuk nilai tapi untuk melihat
barangkali ada permasalahan
didalam pembelajaran. Ka-
rena pembelajaran pun ada
beberapa aspek. Yaitu aspek
siswa, guru, lingkungan be-
lajar, sumber belajar, sarana
prasarana dan banyak lagi
yang lainnya,” tuturnya.
(ahm/adv)