Pihak Desa Seolah Mengabaikan
SUMEDANGEKSPRES.COM, Cicalengka – Fatimah, 60, ibu dari Ika yang kini belum kembali setelah dikabarkan hilang, tinggal serumah bersama anak sulungnya Rina Sulastri, 33 dan menantunya Babai Bainudin, 34. Mereka menempati rumah bilik berukuran 8×4 meter.
Ika, gadis yang hilang di Gunung Kareumbi, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang pada Kamis (12/8) lalu itu, diketahui memiliki keluarga yang sederhana dan tergolong berkekurangan dari segi ekonomi.
Kediaman mereka berada di Dusun Cicadas, RT 01 RW 03, Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, selain jauh dari hingar-bingar perkotaan juga seakan tak terjangkau oleh bantuan kemanusiaan.
Baca Juga:Waspada!! Dokter Menyebut Pil Double L Berbahaya Bagi TubuhPerhatian!! Pangkalan Elpiji Tidak Ikuti HET, Izin Usaha Dicabut
Bagaimana tidak, Fatimah mengaku sampai saat ini keluarganya belum pernah dapat perhatian dari pihak desa, baik program atau pun bantuan.
Karena kediaman Fatimah yang sederhana, untuk aktivitas mandi hingga mencuci (MCK), dirinya menumpang di toilet tetangga di dekat rumahnya.
“Buat makan juga saya mengandalkan anak saya. Kalau lagi gak ada saya puasa dulu,” kata Fatimah di kediamannya, Senin (23/8).
Menurutnya, jangankan MCK bantuan juga belum pernah dapat. Kalaupun ada paling beras bantuan dari Kemensos 10 kilo gram.
Fatimah mengira bantuan paket beras sebanyak 10 kilogram tersebut dari pihak desa. Padahal bansos tersebut merupakan pendistribusian dari Kementerian Sosial (Kemensos) dalam menghadapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level Empat.
“Kalau yang lain belum pernah terima hanya beras aja 10 kg. Bantuan yang lainya belum pernah dapat ,” imbuhnya.
Mirisnya, pihak Desa Tanjungwangi seakan menutup mata terhadap kondisi keluarga Fatimah yang berkekurangan secara ekonomi. Sejak Ika dikabarkan hilang pun, Fatimah mengungkapkan belum ada pihak desa yang memberikan perhatian.
Baca Juga:Terduga Pelaku Pil Setan Merupakan Mertua dan MenantuPemkab Sumedang Terus Kebut Percepatan Vaksinasi
Jangankan memperhatikan kekurangan ekonomi, kata Fatimah, menjenguk ke rumah pun belum dilakukan oleh pihak desa.
“Pa Kades belum pernah datang, kasih bantuan juga belum ada. Tapi harapan saya Ika cepet ketemu saja,” kata Fatimah.
Menurut pengakuan Fatimah, sampai sekarang dia belum memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan belum terdaftar pada program rutilahu (rumah tidak layak huni) yang biasanya dieksekusi langsung oleh pihak desa atau diajukan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab).