SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Sejumlah warga di Desa Margamukti Kecamatan Sumedang Utara pasrah dengan kondisi rumahnya yang rusak akibat dari getaran pekerjaan proyek tol yang tak jauh dari tempat tinggal mereka.
Di wilayah tersebut, kurang lebih ada sekitar 56 rumah warga yang mengalami kerusakan akibat pekerjaan proyek tol. Mulai dari retak kecil hingga parah, bahkan amblas.
Seorang pemilik rumah di Dusun Cihantap RT 01 RW 06 Desa Margamukti Dadang Aripin mengaku pasrah akan kondisi rumahnya yang rusak. Dia pun tak bisa berbuat banyak.
Baca Juga:Mobil SUV Klasik Jadi Idola Kawula MudaTerapkan PTM, Tiga SD di Cibugel Jadi Percontohan
“Ini kondisinua retak dari mulai depan hingga belakang,” jelas Dadang kepada Sumeks, Rabu (1/9).
Dadang sebelumnya pernah memprotes pembanguan tol karena getaran dari pembangunan Tol Cisumdawu sampai ke rumahnya yang kurang lebih berjarak 100 M.
“Saya pernah memprotes karena getarannya sangat terasa hingga kaca rumah bergetar. Saat itu saya langsung mendatangi dan menyuruhnya berhenti karena takut rumah saya tambah parah,” tandasnya.
Dadang juga mengaku belum pernah sama sekali mendapatkan uang kompensasi dari dampak pembangunan tol. Dia pun berharap ada yang bertanggung jawab dari dampak pembangunan tol yang dirasakan saat ini bersama tetangganya.
“Tidak ada uang sepeser pun yang saya terima. Pihak tol pun seperti tak peduli apa yang kita rasakan,” ujar Dadang.
Sebelumnya, Dadang juga pernah dicek oleh pihak BPBD Sumedang dan dianjurkan untuk mengungsi karana rumahnya sudah tak layak dan kapan saja bisa roboh.
“Mau ngungsi di mana? Toh orang orang di sini saja nasibnya sama, mau ngontrak saya tidak ada uang,” tegasnya.
Baca Juga:SDN Rancamulya Laksanakan Visitasi Akreditasi DaringIka Sempat Dikabarkan Pulang, Jadi Pembicaraan
Hal berbeda disampaikan Omah. Rumahnya yang tergerus proyek tol Cisumdawu hingga kini belum mendapatkan uang penggantian.
“Sudah 9 bulan rumah saya diratakan tapi saya tidak menerima penggantian apapun,” jelasnya.
Dia terpaksa mengontrak sebab rumahnya telah diratakan Omah juga mengaku belum pernah mendapatkan uang kompensasi untuk mengontrak selama ini.
“Yang jadi pertanyaan kenapa tinggal rumah saya yang belum dibayar sedangkan yang lain sudah di bayar. Padahal bangunan dan rumah saya terhitung kecil hanya 5 bata. Kenapa yang lain sudah dibayar saya belum,” tandasnya.