Animal Rescue Sumedang Geram dengan Adanya Relokasi Monyet di Gunung Golempang

Animal Rescue Sumedang Geram dengan Adanya Relokasi Monyet di Gunung Golempang
Penangkapan sejumlah Monyet jenis ekor panjang di Gunung Golempang, Kecamatan Darmaraja. (Foto: Screenshoot)
0 Komentar

Penangkapan Monyet Jenis Ekor Panjang Tersebut Mengancam Ekosistem

SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Jajaran aliansi Animal Rescue Sumedang mengaku geram dengan adanya relokasi pemindahan monyet jenis ekor panjang di Gunung Golempang, Kecamatan Darmaraja, Rabu (8/9).

Perwakilan Alinasi Animal Rescue Sumedang
Sandi Julhamdani mengatakan, kabar penangkapan hewan primata tersebut merupakan ancaman ketidakseimbangan ekosistem demi tempat wisata.

“Yang kami sayangkan habitat monyet disana dengan adanya relokasi tersebut. Karena sebelum ada warga yang bertani, monyet tersebut sudah lebih awal berkembang biak,” ujarnya kepada Sumeks.

Baca Juga:Desa Citaman Bangun Perekonomian MasyarakatDe Landing Coffee & Kitchen Manjakan Pengunjung

Selain itu, lanjut Sandi, dengan adanya keresahan dari petani terhadap keberadaan monyet tersebut, dipastikan ada juga kerusakan ekosistem yang menganggu habitat monyet itu sendiri.

“Kenapa si monyet bisa menganggu ke lahan pertanian sehingga meresahkan. berarti ada kerusakan ekosistem di alam sehingga merasa terganggu dan hilangnya makanan yang ada dihutan,” ungkapnya.

Sandi juga menegaskan, jika ada sekelompok monyet yang turun ke lahan pertanian, sebaiknya tidak menyalahkan monyetnya. Melainkan itu merupakan teguran bagi manusia melihat kondisi hutan saat ini.

Selain itu, Sandi juga turut menyoroti tempat agrowisata yang akan dikembangkan di wilayah tersebut yang konon dengan kehadiran sekelompok monyet telah meresahkan terhadap pengunjung juga.

“Mungkin apabila monyet tersebut tidak di biasakan berinteraksi dengan pengunjung, tidak bakalan terjadi hal demikian. Berarti ada apa? sehingga monyet ini meresahkan,” paparnya.

Oleh sebab itu, Sandi pun mengungkapkan jika satwa liar atau monyet seharusnya menjadi daya tarik wisata yang seharusnya dipertahankan habitatnya.

“Kita ambil contoh di Pangandaran, monyet itu salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan berfoto dengan monyet dan itu tidak masalah karena animal rescue disana dan pengelolannya berkesinambungan,” terangnya.

Baca Juga:Motif Sakit Hati, Korban AR Sempat Disiram Air Bakso Oleh PelakuMusim Kemarau, Pasokan Air Sidanggalih Aman

“Dimana si pengunjung wisata merasa aman dan nyaman serta terhibur dengan adanya satwa liar di objek tempat wisata tersebut. Sehingga warga di Pangandaran dan pihak terkait tidak ada yang dirugikan,” sambungnya.

Diketahui, populasi monyet ekor panjang dibulan-bulan ini tercatat menurun hingga 30% dari jumlah sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat di instagram pembela satwa liar Indonesia.

0 Komentar