Pengawas Tes PPPK Guru 2021 Kirim Surat Terbuka Kepada Nadiem Makarim Terkait Peserta CPPPK yang Bertumbangan

Pengawas Tes PPPK Guru 2021 Kirim Surat Terbuka Kepada Nadiem Makarim Terkait Peserta CPPPK yang Bertumbangan
Illustrasi Surat Terbuka kepada Menteri Nadiem Makarim
0 Komentar

SUMEKS, Jakarta – Tumbangnya para guru honorer ini yang sejatinya sudah menyiapkan diri sejak fasilitas belajar mandiri calon guru PPPK diluncurkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Maret 2021, membuat prihatin berbagai kalangan.

Dikutif dari Babelpos.co group Sumeks, seorang pengawas tes PPPK guru 2021 tak kuasa menahan tangisnya melihat kondisi guru honorer. Pengawas ruang ujian PPPK itu pun menuliskan surat terbuka kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim

Berikut isi surat terbuka untuk Nadiem Makarim tersebut:

Yang terhormat

Mas Menteri Nadiem Makarim
Tak adakah rasa ngilu di dalam dada Mas Menteri melihat sepatu tua yang lusuh ini? Memang benar sepatu tua ini terlihat bermerek, tetapi tahukah ini hanya sepatu loak apkiran. Tahukah Mas Menteri, Sepatu ini telah dipakai bertahun-tahun lamanya oleh si empunya. Seorang bapak dengan pakaian putih lusuh dan celana hitam yang warnanya sudah tak hitam lagi karena pudar. Mendekati usia senja masih setia mengajari anak-anak di pelosok negeri ini membaca dan mengeja. Di saat putus pengharapan untuk mendapatkan hidup yang lebih layak. Beliau tetap semangat. Tak sekadar mengajar tetapi mendidik.

Baca Juga:Tergetkan Percepatan Vaksinasi, Kapolres Sumedang Akan Tambah Dua Lokasi LagiPersiapan Pemilu 2024, PKS Akan Menjaring 9.224 Kader Baru

Gaji di bawah lima ratus ribu sungguh tak cukup untuk makan sebulan. Apalagi untuk membeli sepatu. Terpaksa di saat pulang mengajar beliau mencari pendapatan tambahan sebagai pekerja serabutan. Tahun ini Mas Menteri memberikan secercah harapan untuk beliau. Program PPPK untuk memberikan harapan kehidupan yang lebih layak. Tetapi tahukah Mas Menteri? Soal-soal yang Mas Menteri berikan hanya teori belaka saja. Tak sebanding dengan praktik pengabdian berpuluh-puluh tahun lamanya. Soal-soal yang membuat beliau terseok-seok ketika memegang mouse dan membuat kepalanya pening. Akhirnya, PASSING GRADE pun tak diraih. Pecahlah tangis beliau di dalam hati. Terlihat jelas ketika nilai-nilai itu terpampang di layar monitor. Beliau terdiam seribu bahasa. Entahlah, apa yang dipikirkan. Melihatnya saya pun ikut terisak. Memang benar beliau tak secerdas, sejenius, sekreatif Mas Menteri. Tetapi beliaulah yang menjadi pelita di tengah gulita buta aksara di pelosok negeri.

0 Komentar