SUMEKS, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil tumbuh sebesar 7,07% (yoy) di Triwulan II-2021, setelah turun cukup dalam pada periode sama tahun lalu. Perbaikan permintaan domestik telah membuat seluruh sektor usaha mengalami pertumbuhan positif di Triwulan II-2021. Pemulihan terjadi di berbagai sektor utama, seperti industri pengolahan, perdagangan, serta transportasi dan pergudangan juga mendorong aktivitas ekonomi lainnya di Indonesia.
“Hal ini telah memberikan optimisme kepada seluruh pelaku ekonomi. Memasuki Triwulan III-2021, Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi yang diharapkan dapat meminimalisir dampak pengetatan pembatasan mobilitas yang dijalankan pada Juli-Agustus 2021,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam Forum Dialog Sinar Mas – Economic Outlook 2022 bertema “Sinergi Korporasi dan Pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, Rabu (6/10).
Aktivitas manufaktur pun telah kembali ke level ekspansif di angka 52,2 pada September 2021. Selain itu, peningkatan impor barang modal dan bahan baku di Agustus 2021 menunjukkan bahwa aktivitas produksi mulai kembali bergerak.
Baca Juga:Banyak Serap Tenaga Kerja, Menko Airlangga: Sektor Properti Sokong Pemulihan Ekonomi NasionalVaksinasi Gencar, Warga Malah Jadi Abai Prokes
Kinerja ekspor juga terus menunjukkan peningkatan sehingga Neraca Perdagangan Indonesia surplus selama 16 bulan berturut-turut. Pada Agustus lalu, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$4,74 miliar atau tertinggi sejak Desember 2006. Secara akumulatif sejak Januari-Agustus 2021, neraca perdagangan mencatat surplus US$19,17 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan capaian periode sama di 2020 sebesar US$10,96 miliar.
Menko Airlangga menjelaskan, beberapa faktor pendorong perbaikan kinerja perdagangan luar negeri di antaranya yaitu pulihnya ekonomi negara mitra dagang Indonesia dan super cycle tren kenaikan harga komoditas internasional seperti minyak mentah, batu bara, dan minyak sawit, crumb rubber, gold dan lainnya. Selain itu, kondisi nilai tukar relatif stabil dan cadangan devisa yang mencapai US$144,8 miliar pada akhir Agustus 2021.
Melihat hal tersebut, perekonomian nasional diharapkan dapat kembali tumbuh ekspansif pada Kuartal IV-2021 serta ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 3,7%-4,5% di 2021 dan 5,2% di 2022.
Perbaikan kinerja sektoral pada periode 1 Januari hingga 31 Agustus 2021, telah mendukung penerimaan perpajakan yang diterima oleh negara. Penerimaan perpajakan di beberapa sektor utama, seperti industri pengolahan, perdagangan, serta transportasi dan pergudangan tumbuh positif daripada tahun lalu. Peningkatan penerimaan perpajakan ini selanjutnya akan mendukung peningkatan belanja yang berkualitas, termasuk dalam pelaksanaan Program PEN.