SUMEKS, Kota – Masjid Besar Tegalkalong di Jalan Haji Sulaeman Kelurahan Talun Kecamatan Sumedang Utara, tercatat sebagai masjid tertua di Kabupaten Sumedang. Lokasinya, tepat berada di samping Alun-alun Tegalkalong di wilayah Lingkungan Kaum RT 01 RW 07.
Masjid dengan arsitektur yang cukup khas dan unik, yakni perpaduan antara islam dengan tionghoa. Terlihat, desain masjid yang menarik berasal dari pagarnya bewarna hijau dan dinding warna putih.
Sementara itu, bagian atas terdapat atap tumpang tindih yang berjumlah tiga tingkat. Dan, pada bagian puncak terdapat mustika seperti bunga yang sedang mekar. Terlihat sama dengan desain Masjid Agung Sumedang.
Baca Juga:Dewan Desak PDAM Tanggap Layani Keluhan PelangganGedung Geo Theater Terbengkalai
Dewan Keluarga Masjid (DKM) Tegalkalong, Bachren Syamsul Bachri menjelaskan, masjid sudah beberapakali mengalami renovasi. “Ciri khas pada masjid tersebut yaitu atap yang bertumpang dan mustika tetap dibiarkan tidak ada perubahan sama sekali,” jelasnya.
Menurut catatan sejarah, tertulis pada sekitar 1678 tepatnya pada Oktober, pernah terjadi serangan kedua kalinya oleh Kesultanan Banten, setelah serangan pertamanya gagal pada bulan Maret 1678.
Peristiwa terjadi pada saat Idul Fitri dimana rakyat Sumedang sedang melaksanakan ibadah shalat Ied di masjid tersebut.
Akibat penyerangan tersebut sejumlah jamaah masjid pun gugur. Di Antara, terdapat Tumenggung Jaga Satru, Raden Dipa, Aria Santapura, dan Mas Bayu.
Sejak saat itulah muncul mitos bahwa semua pimpinan atau bupati Sumedang disarankan tidak melaksanakan salat Idulfitri di Masjid Besar Tegalkalong karena mereka takut hal yang sama kembali terjadi. (kga)