SUMEKS, Darmaraja – Kawasan wisata Buricak Burinong (Burnong) di Dusun Cisema, Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja kini kondisinya terbengkalai. Tampak di sejumlah titik bangunan seperti tak terurus.
Kawasan Wisata yang pada proses pembangunannya menghabiskan anggaran belasan milyar tersebut kini belum terkelola dengan baik.
Kawasan Burnong yang semula digadang-gadang akan menjadi destinasi wisata kelas dunia, pada kenyataannya tidak mengundang banyak pengunjung ke lokasi tersebut.
Baca Juga:Keraton Sumedang Larang Peringati Maulid NabiKasus Anemia Remaja Tinggi, Prodi D3 Keperawatan UPI Kampus Sumedang Tingkatkan Pengetahuan Siswi SMP I
“Iya benar kawasan wisata Burnong seperti terbengkalai,” ujar Kepala Desa Pakualam Sopian Iskandar, belum lama ini.
Sopian mengakui, sejak kawasan wisata Burnong ditata, belum terlihat geliat perkembangan kepariwisataan di kawasan Cisema. Tentunya, kondisi ini belum bisa membawa dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi warga sebagaimana tujuan dari pengembang wisata tersebut.
“Kalau geliat wisatanya bagus, sudah pasti bisa berdampak pada pengembangan ekonomi warga di kawasan wisata. Faktanya wisata tersebut belum bisa dirasakan manfaatnya. Padahal, anggarannya belasan milyar,” ujarnya.
Sopian menyebutkan, belum adanya geliat perkembangan wisata di kawasan Burnong, karena sempat terjadi konflik terkait kewenangan pengelolaan. Semula, pengelolaan akan dilakukan oleh BUMD Kampung Makmur milik Pemda Sumedang. Namun, pihak desa menolak, karena keberadaan kawasan wisata Burnong idealnya dikelola oleh pihak desa melalui Bumdes agar dirasakan manfaatnya untuk masyarakat Pakualam.
“Sampai sekarang, pengelolaannya ya vakum. Kondisi kawasan wisatanya pun memang tidak banyak dikunjungi,” katanya.
Sopian menyatakan, baru -baru ini pihaknya mendapatkan kabar, bahwa kawasan Burnong justru akan dijadikan tempat riset litbang (penelitian dan Pembangunan).
Ia menyayangkan, sebab jika berubah peruntukan akan berdampak pada warga yang berdagang di tempat-tempat sentra kuliner di kawasan Burnong tersebut.
Baca Juga:Polemik Pengelolaan Museum MeruncingYNWPS : Jangan Khianati Nilai Luhur Ikrar Wakaf Pangeran Soeriaatmadja
“Bagaimanapun kawasan Burnong itu kan diproyeksikan sebagai tempat wisata dan lebih jauhnya untuk pengembangan ekonomi warga kami yang terdampak Waduk Jatigede,” ucapnya.
Dia berharap pemerintah daerah bisa mengambil keputusan terkait kewenangan pengelolaan kawasan Burnong agar keberadaan kawasan wisata tersebut tidak mubazir.
Menurutnya, kawasan wisata Burnong seharusnya bisa memulihkan ekonomi masyarakat Cisema Desa Pakualam sebagai warga terdampak Waduk Jatigede. Jangan hanya jadi proyek mercusuar yang tidak jelas manfaatnya.