SUMEKS, Kota – Sejak dibuka oleh pemerintah Kabupaten Sumedang, Program Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sudah berjalan hampir dua bulan.
Selama dua bulan itu, program tersebut di SMK Ma’arif 2 berjalan cukup baik dan lancar.
Hal ini tentunya berkat pemenuhan sarana prasarana protokol kesehatan yang sesuai dengan ketentuan Pemerintah Kabupaten Sumedang serta Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, ditambah penerapan protokol kesehatan yang ketat dari pihak sekolah.
Baca Juga:Electrifiying Agriculture PLN Dukung Inovasi dan Kegiatan Ekonomi Produktif Modern Berbasis Pemanfaatan Energi ListrikBencana Cimanggung Harus Jadi Pelajaran
“Sesuai dengan anjuran Menteri Pendidikan Nasional dan khususnya anjuran pak Bupati Sumedang, bahwa pelaksanaan PTMT itu harus memenuhi unsur sarana prasarana protokol kesehatan,” kata Kepala SMK Ma’arif 2 Sumedang Dra Epon Haryati, melalui Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Hubungan Industri , Drs Dedi Muhammad Ishak kepada Sumeks Kemari Rabu (27/10).
Apa yang di syaratkan oleh pemerintah, kata Dedi, semuanya sudah lengkap. Seperti sarana untuk seperti cuci tangan, cek suhu (Thermo Gun) dan lainya yang sesuai dengan standar covid-19.
“Alhamdulillah di SMK Ma’arif 2 Sumedang sudah terpenuhi,” ucapnya.
Menurut Dedi, seajk diberlakukan PTMT, komunikasi antara wali kelas atau bahkan kepala sekolah, baik dengan siswa maupun orang tuanya, menjadi sangan terbatas.
“Kegiatan belajar mengajar juga menjadi terbatas, yang akhirnya berdampak pada kualitas pendidikan, karena dinilai kurang epektif dan itu juga pasti dirasakan di seluruh elemen yang bergerak dunia pendidikan di Indonesia,” tuturnya.
Wakasek berharap, pandemi Covid-19 cepat berakhir.
“Mudah-mudahan kedepannya pendidikan bisa normal kembali seperti sebelum adanya pandemic Covid – 19,” ujarnya.
Karena menurutnya, pendidikan berbasis jaringan itu dinilai kurang epektif, “Semoga pembelajaran tatap muka secara keseluruhan itu dapat segera dilaksanakan dengan lenyapnya Covid 19 di Negeri Indonesia ini,” pungkasnya. (ahm)