SUMEDANGEKSPRES.COK, Paseh – Banjir melanda dua titik di wilayah Kecamatan Paseh, yaitu di Dusun Cileuksa Desa Legok Kaler dan Dusun Nagrak Desa Paseh Kaler, Minggu (14/11).
Dari beberapa video yang beredar di grup WhatsApp warga Paseh, beberapa rumah warga di Dusun Cileuksa terendam banjir.
Air mengalir dari jalan kabupaten Legok Conggeang memasuki wilayah yang lebih rendah di Dusun Cileuksa hingga memasuki beberapa rumah warga. Termasuk, ke dalam jalan desa.
Baca Juga:Musim Penghujan, Warga Desa Sindanggalih Bersihkan LingkunganOperasi Zebra Lodaya 2021, Kapolres Yakin Capai Target
Dalam video tersebut juga, beberapa warga berteriak banjir di Dusun Cileuksa Desa Legok Kaler lebih disebabkan adanya pembangunan jalan Tol Cisumdawu di wilayah tersebut.
Dalam video lainnya, tampak beberapa peralatan rumah tangga dan mainan anak-anak mengambang di beberapa sudut rumah karena air masuk ke dalam rumah.
Nampak pula seorang warga berjalan di jalan yang digenangi air setinggi pertengahan betis orang dewasa.
Kepala Desa Legok Kaler Suwarno mengatakan, peristiwa banjir di wilayah Dusun Cileuksa baru pertama kali terjadi. Tahun-tahun sebelumnya tidak ada banjir.
“Banjir sendiri menggenangi sebanyak 69 rumah di Dusun Cileuksa. Sebelumnya, ini tidak pernah terjadi,” jelas Suwarno kepada Sumeks, Senin (15/11).
Dikatakan, banjir di Dusun Cileuksa terjadi sejak adanya pembangunan Tol Cisumdawu di wilayah tersebut.
“Sejak ada pembangunan Tol Cisumdawu, banjir terjadi karena air tidak ada resapan hingga air mengalir ke daerah yang lebih rendah. Diantaranya ke Dusun Cileuksa bawah,” ujarnya.
Baca Juga:Waspada! Demam Berdarah Semakin MerajalelaMitsubishi Luncurkan New Xpander, Lebih Gagah dan Mewah
Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Paseh disoroti anggota DPRD asal Kecamatan Paseh Deni Setiawan.
Menurutnya, dengan curah hujan yang saat ini sedang tinggi tingginya, diharapkan masyarakat bisa lebih waspada. Terutama, di daerah yang memang sering terkena banjir.
“Harus ada kewaspadaan bersama, baik masyarakat, aparat pemerintah juga aparat keamanan, Babinsa dan babinkamtibmas,” ujar Deni kepada Sumeks, Senin (15/11).
Dijelaskan, akibat adanya banjir yang melanda konflik horizontal sangat mungkin terjadi. Karena, tidak sedikit masyarakat saling menyalahkan akibat rumah mereka kebanjiran.
“Pengupasan permukaan tanah yang saat ini dilakukan bisa jadi salah satu penyebab resapan air hujan menjadi rendah. Sehingga, air hujan di daerah yang lebih atas, mengalir deras ke daerah yang berada lebih rendah permukaannya,” katanya.