Refleksi Kurikulum Tahun 2013

Refleksi Kurikulum Tahun 2013
Prof Dr Ayi Suherman M,Pd. (Foto: ISTIMEWA)
0 Komentar

Banyak Kegelisahan Pada Sejumlah Guru PJOK Tingkat SD

SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Ketua Prodi PGSD Penjas UPI Kampus Sumedang, Prof Dr.Ayi Suherman M,Pd menjelaskan terkait kajiannya yang diberi judul Transformasi Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar.

Ayi yang juga akan dikukuhkan sebagai Guru Besar pada 24 November 2021 nanti mengungkapkan salah satu masalah yang diangkat dalam kajiannya adalah terkait refleksi kurikulum tahun 2013.

“Apa yang harus kita lihat, apa yang harus evaluasi dan kenapa saya mengistilahkan transformasi. Sebab transformasi punya konotasi ada dua, yang pertama adalah transformasi diartikan sebagai perbaikan-perbaikan, memperbaiki dan memperbaharui. Lalu yang kedua transformasi juga diartikan sebagai pengembangan, sebagai pengembangan bagaimana kurikulum yang sudah ada itu,” ujarnya.

Baca Juga:UKM Pencak Silat UPI Raih Juara Umum IPSI CUP Kabupaten SumedangMinim Anggaran, UKM Pencak Silat UPI Tetap Eksis Berprestasi

Kurikulum tahun 2013, lanjut Ayi, diketahui memiliki banyak kegelisahan pada sejumlah guru PJOK di tingkat SD.

Adapun permasalahan utamanya adalah guru tersebut terlalu disibukkan dengan pekerjaan administratif. Diantaranya harus membuat RPP, membuat silabus, menulis program hingga membuat program penilaian.

“Sehingga akan sedikit terganggu dalam bidang mencari inovasi di dalam pembelajaran. Karena yang paling penting itu bukan rencana yang harus banyak lembarnya. Tetapi yang paling pokok adalah bagaimana di dalam pelaksanaan pembelajarannya,” terangnya.

Ayi juga menuturkan, jika kurikulum tersebut dilihat dari 3 sisi. Yakni rencana (planning), pelaksanaanya (implementasi), dan evaluasi.

Oleh sebab itu, ketiga hal tersebut yang menjadi prioritas untuk dibenahi. “Maka saya akan melahirkan dimensi-dimensi itu meliputi kompetensi guru PJOK, management pembelajaran PJOK, dan model-model pembelajaran,” ungkapnya.

Terkait model pembelajaran, lanjut Ayi, dirinya menyarankan agar jangan sampai model pembelajaran jaman dulu masih digunakan.

“Sekarang itu modelnya banyak hal yang baru. Kita bisa menggunakan media seperti Medsos, Google dan berbagai aplikasi,” katanya.

Baca Juga:Menko Airlangga: Industri Berbasis Teknologi dan Digitalisasi Menjadi Engine of Growth BaruDaftar Produk Digital Alliance yang Wajib Dimiliki Gamers

“Dengan berbagai aplikasi yang dijadikan media pembelajaran, otomatis siswa itu aktifitas dan persentasenya tinggi. Jadi, model yang mutakhir seperti problem surving, discovery learning, coveratif planing, itu yang harus dibiasakan bagi guru PJOK dalam pembelajaran masa kini,” sambungnya.

Sementara itu, Ayi menyebutkan terkait sasaran pembelajaran PJOK. Dimana tujuan dari pembelajaran tersebut ada yang bersifat komonitif atau bagaimana meningkatkan daya nalar, daya pikir dan daya cerdas anak didik.

0 Komentar