Kritik tajam masyarakat terhadap kualitas guru antara lain disebabkan kemampuan guru yang kurang memadai dalam menyesuaikan dirinya terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di bidang Pendidikan (Natawijaya, 1992).
Minimnya mutu dan jumlah guru PJOK di sekolah dasar pada gilirannya akan melahirkan ketidak mampuan mereka dalam melaksanakan tugasnya secara professional.
Mereka belum berhasil melakukan tugasnya untuk mendidik dan membimbingnya secara sistemik melalui program pendidikan jasmani yang semestinya dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak didik secara totalitas dan seimbang antara unsur fisik, mental maupun intelektual.
Baca Juga:Pemda Wacanakan Bangun Perpustakaan Senilai Rp 9,5 MMasalah Lahan Blok Rancabaren, Warga dan Pemdes Minta Ketegasan
2. Manajemen Kurikulum PJOK SD
Pengelolaan yang berkaitan dengan implementasi kurikulum tetap menjadi hal yang harus diperhatikan seperti perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan monitoring serta evaluasi tetap menjadi perioritas utama dalam mentransformasi kurikulum 2013.
Rencana pembelajaran baik silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) yang dikembangkan oleh guru mengarah pada standar isi baik kompetensi inti, kompetensi dasar maupun kompetensi lulusan. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru harus sesuai dengan sistematika alur pembelajaran praktek PJOK yaitu ada pemanasan, inti dan penutup.
Adapun prosedur langkah-langkah pembelajaran PJOK harus dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap kognisi, tahap fiksasi dan tahap otomatisasi (Schmidt, 1988). Penggunaan media pembelajaran merupakan keniscayaan yang harus dihadapi dalam pembelajaran praktek PJOK dan ini berfungsi untuk memfasilitasi proses belajar yang meaningfull, efektif dan efesien.
Kegiatan monitoring dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru PJOK dimaksudkan untuk mengukur pencapaian kompetensi penguasaan materi pembelajaran berdasarkan indikator-indikator pembelajaran yang digunakan sebagai umpan balik bagi penyempurnaan rancangan pembelajaran, pelaksanaan belajar dan penilaian pembelajaran. (Joyce & Weil, 1980) mengemukakan tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran, yaitu: Pertama, proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk struktur kognitif siswa.
Kedua, berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari yaitu fisik, sosial dan logika. Ketiga, proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial anak berinteraksi, berkomunikasi, berbagi pengalaman sehingga memungkinkan mereka berkembang secara wajar.
Pengelolaan Pendidikan jasmani harus meliputi aspek iklim belajar, tugas ajar dan perilaku siswa (Tinning, 1987). Iklim belajar menyangkut suasana yang dibangkitkan oleh interaksi guru dan siswa yang ditandai oleh penampilan perilaku tegas dan jelas serta hangat dalam memberikan bantuan pada siswa. Pengelolaan tugas ajar berkaitan dengan pemilihan materi dan penyajiannya.