TRANSFORMASI KURIKULUM PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR

TRANSFORMASI KURIKULUM PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR
Prof Dr Ayi Suherman M.Pd (kiri), Prof Dr Yudha Munajat Saputra.M,Ed (tengah) Prof Dr Tatang Muhtar M,Si (kanan) berfoto bersama usai Pengukuhan 2 Guru besar di UPI Kampus Bandung.
0 Komentar

Di tingkat Sekolah Dasar sebaiknya materi tidak dikemas dalam bentuk kecabangan olahraga akan tetapi berdasar unit aktivitas tertentu. Guru perlu diberikan keleluasaan untuk mengembangkan pola pengajarannya, apalagi kondisi sekolah dasar sangat beragam baik fasilitas, sarana prasarana maupun insfrastruktur lainnya (Ali Maksum, dkk, 1998; Mutohir, 1996).

Dalam mencapai sasaran pembelajaran PJOK yang efektif siswa diajak untuk terlibat aktif dalam proses pembuatan keputusan dalam kelas dan belajar berdiskusi, memecahkan masalah dan mengkontruksi pengetahuannya sehingga guru PJOK bertindak sebagai fasilitator belajar. Ukuran keberhasilan proses pembelajaran Pendidikan dipengaruhi beberapa factor.

Pertama, adanya rumusan tujuan pembelajaran yang mengandung harapan perubahan perilaku yang diharapkan. Tujuan ini merupakan titik awal dari keseluruhan proses pembelajaran.

Baca Juga:Pemda Wacanakan Bangun Perpustakaan Senilai Rp 9,5 MMasalah Lahan Blok Rancabaren, Warga dan Pemdes Minta Ketegasan

Kedua materi atau subtansi pembelajaran yang biasanya berisikan tugas-tugas gerak dan aktivitas jasmani yang akan dilaksanakan siswa untk memperoleh pengalaman gerak yang memungkinkan terjadi perubahan perilaku gerak.

Ketiga, ada strategi, pendekatan dan metode untuk mensiasati agar terjadi mengalami proses perubahan perilaku tadi.

Keempat, adanya evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi pada siswa.

Perubahan perilaku harus berproses yang diharapkan bukan sekedar perubahan perilaku motorik saja namun penguasaan pengetahuan, penalaran, serta sikap mentalnya.

Para siswa harus mengalami dan melaksanakan sendiri aktivitas gerak itu agar memiliki pengalaman dalam memperoleh kesempatan untuk berfikir dalam membuat sebuah keputusan.

Melalui pengalaman dalam suasana belajar yang melibatkan hubungan sosial antar siswa dengan siswa dan gurunya turut berkembang pula sifat-sifat kepribadiannya.

Diungkapkan oleh Lutan (2001) dalam Pendidikan jasmani berlangsung pengalaman, bukan saja pengetahuan, keterampilan tetapi juga sikap mentalnya akan terus berkembang sepanjang melaksanakan tugas-tugas dan aktivitas jasmani yang semakin banyak dilakukannya.

Penutup

Baca Juga:LBBK ke V, Penghormatan Pada Ulama dan SantriTiang Listrik PLN Untuk Lahan Relokasi Sudah Terpasang

Fokus transformasi kurikulum penekananya pada implementasi kurikulum PJOK melalui beberapa subtansi yang harus mendapatkan perhatian mulai memperbaharui kompetensi guru PJOK, penataan manajemen pembelajaran PJOK, merevitalisasi model pembelajaran PJOK, suvervisi pembelajaran PJOK dan pembaharuan kedudukan dan sasaran pembelajaran PJOK yang keseluruhannya bermuara di sekolah dasar.

Prinsip tranformasi implementasi kurikulum berfokus pada pembelajaran PJOK yang berorientasi pada menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung terlaksana siswa belajar secara leluasa.

0 Komentar