a) Menarik perhatian siswa melalui rangsangan kegiatan tertentu;
b) menginformasi tujuan-tujuan pembelajaran;
c) meningkatkan kembali materi-materi yang sudah dipelajari;
d) menyajikan materi secara jelas;
e) memberi panduan belajar;
f) meminta diperlihatkan kinerja;
g) menyediakan umpan balik tentang ketepatan kinerja;
h) menilai kinerja belajar;
i) dan meningkatkan retensi dan trasfer.
Metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang berbeda untuk mencapai kondisi yang berbeda pula. Kondisi pembelajaran merupakan faktor yang mempengaruhi efek dari metode untuk mencapai hasil pembelajaran.
Kondisi dari pembelajaran merupakan variabel yang berinteraksi dengan metode untuk mempengaruhi efektivitas relatif dan tidak bisa dimanipulasi dalam suatu kondisi tertentu.
Hal ini melalui kontrol para guru dan pengembang pembelajaran. Hasil dari pembelajaran adalah berbagai macam efek yang menjadi suatu ukuran terhadap nilai atau manfaat dari metode-metode alternatif. Hasil dari pembelajaran akan memiliki kondisi yang berbeda-beda yang bisa sesuatu yang aktual atau yang diharapkan.
Baca Juga:Pemda Wacanakan Bangun Perpustakaan Senilai Rp 9,5 MMasalah Lahan Blok Rancabaren, Warga dan Pemdes Minta Ketegasan
Kurikulum 2013 yang memiliki ciri khas harus adanya nilai karakter yang diintegrasikan di setiap mata pelajaran, salah satunya adalah PJOK. Maka dari itu, guru PJOK SD harus mampu untuk mengupayakan perkembangan karakter siswa melalui proses pembelajaran.
Agar guru pendidikan PJOK berbasis pengembangan karakter, maka beberapa tahapan berikut dapat menjadi rujukan dalam mengembangkan karakter diantaranya : spiritual, perencanaan, pengorganisasian, refleksi dan repitisi, kebersamaan, internalisasi, praktik nilai dan evaluasi.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, untuk meningkatkan kemampuan guru PJOK SD dalam pengembangan karakter siswa, perlu dilakukan transformasi metode pembelajaran PJOK.
Hal ini meniscayakan adanya penambahan variasi metode pembelajaran, yang semula didominasi oleh metode yang berlandaskan pada teori belajar behaviorisme, menjadi teori belajar konstruktivisme, yang menitikberatkan pada pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Sejalan dengan pandangan kontruktivist yang mengharuskan guru untuk berupaya memenuhi terlebih dahulu kebutuhan holistik dari siswanya, implementasi metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa harus sesuai dengan pola managemen kelas yang dilakukan guru. Guru PJOK perlu meningkatkan keterlibatan dan empati terhadap siswa agar mendapat kepercayaan dari mereka.
Desain pembelajaran harus banyak memberikan relaksasi kepada siswa saat melakukan aktivitas. Hal ini dapat diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).