Miliki Andil Besar Dalam Presidensi G20 Indonesia, Menko Airlangga: Kaum Muda Berperan Penting Menentukan Arah dan Manfaat Recovery

Miliki Andil Besar Dalam Presidensi G20 Indonesia, Menko Airlangga: Kaum Muda Berperan Penting Menentukan Arah dan Manfaat Recovery
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES.COM, JAKARTA – Mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”, Presidensi G20 Indonesia secara resmi mulai berjalan sejak 1 Desember 2021 hingga 12 bulan ke depan. Ini merupakan momentum bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan diplomasi perekonomian melalui pembentukan arsitektur perekonomian dan kesehatan global pasca pandemi Covid-19.

Indonesia juga berkesempatan untuk memperkuat sektor-sektor perekonomian kunci melalui berbagai negosiasi di bawah Presidensi G20 yang meliputi perdagangan, investasi, ketenagakerjaan, pertanian, kesehatan, pendidikan, sumber daya manusia dan SDGs.

Kesempatan memperkuat perannya dalam Presidensi G20 ini menjadi semakin besar karena didorong juga dengan kondisi Indonesia yang saat ini memiliki piramida penduduk yang didominasi oleh usia produktif yaitu pada rentang usia 20-40 tahun, terbanyak di usia 30-an tahun.

Baca Juga:Wamendag RI Jerry Sambuaga Apresiasi Peluncuran Buku Reza Zaki tentang Hukum Perdagangan InternasionalLaksanakan Putusan MK, Pemerintah Lanjutkan Agenda Reformasi Struktural

“Oleh karena itu, dalam Presidensi G20 Indonesia, peran kaum muda tidak bisa dikesampingkan. Melalui Youth20 (Y20), pemuda dan pemudi memiliki andil besar dalam menentukan arah kebijakan dan manfaat dari recovery itu sendiri,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Acara Puncak Kompetisi Pemuda Nasional bertajuk Pemuda dan Presidensi G20 Indonesia yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia secara virtual pada Minggu (28/11).

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menjelaskan tentang beberapa isu penting yang perlu menjadi fokus kaum muda secara nasional dan global, yaitu ketenagakerjaan, transformasi digital, lingkungan, khususnya terkait transisi dari ekonomi tradisional menjadi ekonomi sirkular, serta keberagaman dan inklusivitas.

Pemuda perlu membangun kewirausahaan sosial untuk menjadi salah satu solusi bagi tantangan sosial ekonomi yang ada saat ini. Kemudian, dalam transformasi digital, khususnya tata kelola digital dan financial digital literacy, kaum muda memiliki peran penting dalam membangun inovasi untuk mengatasi kesenjangan digital di masyarakat.

“Inklusi keuangan hanya bisa tercapai apabila masyarakat, terutama para pemuda dan pemudi melek teknologi. Program riil yang dibangun oleh pemuda, seperti sejumlah digital platform untuk peer to peer dan e-payment, bisa menjadi solusi bagi tantangan pengembangan digital literacy dan digital governance yang menjadi fokus Pemerintah,” kata Menko Airlangga.

Dalam isu lingkungan, terutama terkait transisi dari ekonomi tradisional menjadi ekonomi sirkular, kaum muda memiliki peluang untuk memberikan pengaruh perubahan perilaku guna memandu jaringan yang lebih besar menuju gaya hidup yang tidak melebihi batas kemampuan support dari bumi.

0 Komentar