SUMEDANGEKSPRES.COM, JAKARTA – Perubahan perilaku masyarakat ke arah Less Contact Economy diperkirakan akan berlanjut dan memiliki kontribusi yang besar pada pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Komposisi masyarakat juga akan didominasi oleh anak-anak muda, para digital-natives yang adaptif terhadap perubahan teknologi, dan akan menjadi penopang konsumsi global di masa depan.
Berbagai studi seperti Google Temasek dan Bain and Company (2021) menunjukkan bahwa pada tahun 2020 yang lalu, sekitar 350 juta orang penduduk di ASEAN telah memanfaatkan layanan ekonomi digital, dimana 60 juta diantaranya merupakan pelanggan baru sejak merebaknya pandemi Covid-19.
Baca Juga:Berdayakan Kaum Muda, Thoriqoh Gagas Meet Milenial PAN Kab BandungMenko Airlangga: Daerah yang Rendah Vaksinasi, Level PPKM Naik Satu Tingkat
Kondisi ini menandai adanya pergeseran lanskap perekonomian global menuju tatanan ekonomi yang baru, dimana peranan ekonomi digital akan semakin dominan.
Hal ini menjadi peluang khususnya bagi para Kader IPNU sebagai generasi muda untuk bersama-sama mempercepat akselerasi transformasi digital di berbagai sektor, sehingga dapat berkontribusi positif terhadap percepatan pemulihan ekonomi.
“Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang bersama-sama dengan seluruh tatanan masyarakat dalam mendukung upaya Pemerintah untuk mewujudkan SDM Indonesia yang unggul dan masyarakat yang berdaya saing. Semoga acara ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam menyampaikan keynote speech pada acara Latihan Kepimpinan Nasional (LAKNAS) IPNU yang bertajuk Kepemimpinan dan Upaya Membangun Perekonomian Negara di Era Digital dan Society 5.0, yang dilakukan secara virtual, Senin (6/12).
Potensi ekonomi digital Indonesia tentunya didukung oleh sejumlah faktor, antara lain total penduduk yang terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 191,08 juta atau 70,7%.
Dari sisi digital user, jumlah mobile connection di negara saat ini mencapai 345,3 juta (125,6% dari total populasi) dengan rata-rata waktu yang dihabiskan orang untuk berselancar di internet selama 8 Jam 52 Menit. Sepanjang tahun 2020, trafik internet mengalami peningkatan 15-20%.
Di samping itu, kini telah muncul juga gelombang teknologi baru, antara lain artificial intelligence, IoT, blockchain, cloud computing, dan jaringan 5G. Teknologi AI bahkan telah diberdayakan dan semakin banyak diadopsi di berbagai aplikasi, mulai dari tugas sehari-hari yang sederhana, smart assistant, dan keuangan, hingga perintah yang sangat spesifik seperti control operations, dan pengamanan data. Pemanfaatan AI diyakini akan dapat meningkatkan efisiensi bisnis, produktivitas dan mendorong inovasi di berbagai sektor.