Dia menekankan, untuk urusan seperti ini harus betul betul ikhlas. Antara ulama dan umaro itu betul betul berbicara untuk masa depan bangsa. Karena sebenarnya kalau bangsa ini ingin baik masyarakatnya, ulama dan umaro harus duduk bersama membicarakan masalah bangsa dan memutuskan langkah yang harus dilakukan itu secara ikhlas. Bukan dibumbui dengan motif motif politik yang kesananya fragmatisme.
Menurutnya, kalau ulama ulama mudah dibeli sehingga dia membuat fatwa sesuai pesanan, ini yang merusak terhadap masyarakat. Ini yang merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Banyak contoh dalam sejarah, kerusakan dan kehancuran sebuah bangsa yang diakibatkan oleh ulama ulamanya yang mudah sekali untuk dibeli dan diatur oleh pemerintah. Dia tidak mau menyampaikan sesuatu yang benar sebenar benarnya,” ujarnya.
Baca Juga:Sampah Menumpuk, Jadi Berkah Sebagian WargaLahannya Diserobot, Ratusan Warga Blokade Akses Proyek Jalan Tol
Ditegaskan, ketika ulama sudah bisa dibeli, ulamanya sudah bisa dipermainkan oleh politisi dan pemerintah, maka yang terjadi adalah kehancuran moral masyarakat dan kehancuran bangsa dan negara. Itu yang tidak diharapkan.
“Maka harapan saya marilah tokoh tokoh politik tokoh agama, ulama dan umaro bersinergi duduk bersama berbicara bagaimana meminimalisir kekerasan seksual secara ikhlas. Tidak ada motif politik, tidak ada fragmatisme di dalam mengatasi kekerasan seksual ini,” tutupnya. (atp)