SUMEDANG.JABAREKSPRES.COM – Dewasa ini kita sama-sama mengetahui bahwa masa pandemi Covid-19 belum memperlihatkan tanda-tanda akan usai. Berbagai sektor kehidupan seolah mengharuskan kita untuk beriringan dengan wabah mematikan ini. Tanpa disadari hal tersebut juga berimbas pada keberlangsungan sistem penyelenggaraan di sektor pendidikan. Masa pandemi menjadikan bidang pendidikan mau tidak mau harus melakukan banyak transformasi. Sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia di era new normal turut mengalami banyak perubahan. Pencegahan penularan virus corona dengan kebijakan social distancing untuk menghindari potensi kerumunan menjadi alasan utama para pelajar harus melakukan pembelajaran dari rumah. Perubahan yang terjadi meliputi pendidikan yang semula tatap muka menjadi daring atau online saja. Hal lain yang berubah adalah target-target pembelajaran yang dirancang dan adaptasi kurikulum yang digunakan.
Learning loss yang dapat diartikan sebagai menurunnya kompetensi siswa sangat mungkin terjadi pada masa pembelajaran yang harus dilaksanakan dari rumah.
Tentunya hal ini menjadi sebuah tantangan baru terlebih bagi para siswa/i yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal Bagaimana hal ini pun la turut memaksa para calon mahasiswa/i baru untuk melakukan persiapan ekstra dalam mempertimbangkan perguruan tinggi mana yang akan mereka tempati. Banyak dilema yang mungkin menerpa mereka dalam prosesnya.
Baca Juga:Lirik Lagu dan Chord Bawa Aku ke Penghulu – Lesti Kejora: Aku Siap Jadi MilikmuLirik dan Chord Gitar Angel – Denny Caknan ft Cak Percil : Ayumu Tenanan Ora Editan
Disamping itu, menilik kondisi pendidikan Indonesia khususnya dialam tingkat provinsi Jawa Barat, , Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dipandang telah menempatkan pendidikan sebagai prioritas pembangunannya. Pemprov Jabar telah memprogramkan berbagai langkah strategis pada upaya peningkatan bidang pendidikan. Langkah itu di antaranya pemberantasan buta aksara melalui program keaksaraan fungsional, percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, mencegah terjadinya putus sekolah, mendorong anak usia sekolah (khusus dari keluarga tidak mampu) untuk bersekolah, perluasan kesempatan belajar dengan penambahan daya tampung sekolah, dan pengembangan jalur pendidikan luar sekolah.
Namun perlu diakui, meski program tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar dalam peningkatan pendidikan di dalam kontek Jawa Barat, nyatanya beberapa sektor pendidikan masih tertinggal dan peran cabang dinas di tingkat daerah perlu dimaksimalkan. Mengingat peran pendidikan dinilai sangat penting bagi keberlangsungan pembangunan Jawa Barat ke depan, maka sebaiknya sejumlah permasalahan pendidikan yang ada harus segera diselesaikan oleh Pemprov Jabar dengan melakukan terobosan yang bisa dirancang dengan memaksimalkan sektor pendidikan di tingkat Kabutapen/Kota. Salah satunya dengan memaksimalkan pengembangan jalur pendidikan luar sekolah untuk meningkatkan jumlah pemuda yang siap bersekolah hingga ke pendidikan tinggi. Hal tersebut bisa dicapai salah satunya dengan kolaborasi bersama para pemuda dan profesional.