SUMEDANGEKSPRES.COM, Darmaraja – Penanaman kacang koro terkendala alat dan mesin tani (alsinta). Untuk mempercepat penanaman kacang koro para kelompok tani membutuhkan perlengkapan penunjang proses penanamannya.
Salah satu ketua kelompok tani di Darmaraja, Suharyana menyebutkan, lahan yang digarap untuk wilayah Desa Tarunajaya Kecamatan Darmaraja dan desa-desa penyangga lainnya, areal pesawahan sudah sangat minim. Oleh sebab itu, para petani harus memanfaatkan lahan darat (tegalan).
“Kalau untuk desa penyangga hamparan sawah kan sudah banyak yang tergenang, jadi kita membidik lahan darat yang kurang produktif, untuk membuka lahan tersebut tentu butuh peralatan dan mesin pertanian sebagai penunjangnya,” kata dia.
Baca Juga:Produksi Emping Terkendala HujanMaksimalkan Hilirisasi Industri, Menko Airlangga: Pemerintah Dorong Kemitraan yang Saling Menguntungkan
Dalam hal ini, pemerintah harus lebih peka terhadap kondisi lahan pertanian yang ada di wilayah desa penyangga Waduk Jatigede. Selain itu, banyak juga lahan yang masuk areal genangan waduk tersebut yang sudah dibebaskan tapi belum tergenang air. Untuk lahan seperti itu, poktan akan mencoba komunikasi dengan para penggarapnya agar bisa ditanami kacang koro.
“Di sini juga ada lahan yang masuk green belt waduk, mungkin lahan tersebut bisa kita manfaatkan,” kata dia.
Terpisah, Anggota DPR-RI, Sutrisno menyebutkan, perkembangan kacang koro yang saat ini mulai menggeliat di Sumedang, harus benar-benar terwujud. Sebab di Komisi IV juga kacang koro sudah diangkat sebagai hasil bumi yang nantinya bisa menjadi bahan baku tempe sebagai pengganti kacang kedelai.
“Kacang koro, merupakan pengganti kacang kedelai yang bisa jadi bahan baku tempe, ini harus bisa dikembangkan,” katanya. (eri)