Limbah Tahu Disulap Menjadi Gas Metana

Limbah Tahu Disulap Menjadi Gas Metana
KEGGA KEGGYAN/SUMEKS PENGOLAHAN: Pepen Supendi menunjukan tabung gabung reakyo pengolahan limbah tahu menjadi gas metana
0 Komentar

SUMEDANG.JABAREKSPRES.COM – Banyaknya pengusaha pengolahan tahu di Dusun Giriharja Desa Kebonjati, Kecamatan Sumedang Utara, menarik perhatian LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesian) untuk membantu warga setempat mengolah limbah tahu menjadi biogas.

Pengolahan limbah tahu menjadi biogas di Dusun Giriharja telah berjalan dari tahun 2018, Sekretaris Pengrajin Tahu Giriharja, Asep Ependi menjelaskan, pembangunan pengolahan limbah tahu menjadi biogas tersebut merupakan implementasi hasil riset LIPI bersama Nanyang Technological University, Singapore.

“Ini pembangunannya sudah dari tahun 2013 namun pengoperasiannya berlangsung dari tahun 2018, ini merupakan hasil kerjasama LIPI dengan pihak Singapore,” jelasnya.

Baca Juga:Waduk Jatigede, Hasilkan Produk Bahan Dasar IkanLongsor Tutupi Akses Cibugel-Garut

Pada tahun 2018 pengolahan limbah bekas perasan tahu tersebut dilimpahkan oleh LIPI kepada pemda.

“Dari Pemda ini diserah-terimakan secara mutlak untuk dikelola secara mandiri oleh masyarakat,” tambahnya

Hingga kini ada sekitar 59 rumah di Dusun Giriharja Desa Kebonkati Kecamatan Sumedang Utara yang menggunakan biogas tersebut, pengguna sendiri hanya dipungut sekitar 20 Ribu per-rumah.

“Ini kalau dihitung lebih ringan dari pada LPG, mereka tidak perlu mencari karena gas langsung di salurkan ke tiap rumah, meski gas tersebut tidak menyala selama 24 Jam, Gas hanya menyala dari jam 04.00 pagi hingga jam 10.00 pagi, lalu di lanjut jam 13.00 hingga jam 19.00,” ucapnya

Salah seorang pengguna Biogas, Dedeh Hidayah menjelaskan, tak ada perbedaan antara menggunakan gas LPG dan Biogas dari limbah tahu tersebut, selain itu ia juga mengaku kalau penggunaan biogas limbah tahu lebih hemat.

“Penggunaannya sama saja dengan LPG, tidak ada perbedaan. Apinyapun bagus, gas dari limbah tahu pun memiliki aroma yang khas namun tidak mempengaruhi masakan, aroma itu muncul kalau ada gas keluar saat apinya menyala,” jelasnya.

Teknisi dari pengolahan limbah tahu, Pepen Supendi menjelaskan, pengolahan limbah tahu menjadi gas memiliki proses yang cukup panjang untuk bisa di salurkan ke dapur dapur warga yang menggunakannya.

Baca Juga:Pemulihan Ekonomi Membaik, Menko Airlangga Dorong Universitas Cetak Wirausahawan BerkualitasPohon Tumbang Rawan Terjadi di Cadas Pangeran

“Air perasan tahu atau limbah tahu yang pekat di kumpulkan dari 9 pabrik yang ada di wilayah sini melalui saluran yang telah di buat khusus dari pabrik langsung ke tempat pengolahan,” jelas Pepen.

0 Komentar