Petaka Di Gunung Ciremai Gara-gara Abaikan Ijin Orang Tua

Petaka Di Gunung Ciremai Gara-gara Abaikan Ijin Orang Tua
Petaka Di Gunung Ciremai Gara-gara Abaikan Ijin Orang Tua (instagram/gunung_ciremai)
0 Komentar

Keanehan yang dirasakan, berusaha ditepis Lukas dengan tidak mau berlarut-larut untuk memikirkannya dan melanjutkan perjalanan.

Perjalanan untuk mencapai puncak Gunung Ciremai dirasakan mereka berlima sangat lama, hingga akhirnya sampai di sebuah tempat yang terdapat batu besar.

“Kita putuskan untuk break lagi di tempat itu,” ujar Lukas.

Kabut tebal mulai turun menghalangi pandangan, Lukas dan keempat temannya yang tengah beritirahat kembali melihat ada yang bergerak, kali ini di pepohonan.

Baca Juga:Kuntilanak Biru, Jenis Kunti Paling MenyeramkanSuara Peralatan Dapur Dipercaya Dapat Mengembalikan Orang yang Diculik Wewe Gombel

“Karena berkabut, sosoknya kurang jelas, tetapi seperti bayangan hitam,” ujar Lukas.

Lama kelamaan, bayangan hitam tadi akhinya berada persis di depan Lukas, dan di bawah bayangan tersebut, sosok orang tua yang ditemui di gubuk tadi kembali muncul.

Lukas melihat padangan orang tua tersebut masih seperti pertemuan pertama, marah dan sinis dengan kata-kata yang keluar masih tetap sama.

“Anehnya, pendapat teman gua semua terbalik dengan apa yang gua lihat,” ucap Lukas.

Lukas yang masih belum puas dengan jawaban teman-temanya, melanjutkan pendakian hingga menjelang sore akhirnya mereka sampai di puncak gunung.

Sampai di pucak, keempat temannya sibuk mendirikan tenda, sedangkan Lukas menikmati pemandangan alam, sambil menghisap daun tanaman terlarang yang dibawanya.

Bau asap tanaman terlarang cukup menyengat rupanya tercium oleh Hildan dan Raya, hingga mereka berdua tertarik untuk ikut menikmati.

Baca Juga:Mentri PPPA Setuju Herry Wirawan Dapat Hukuman Mati dan Kebiri KimiaUcapan Arteria Dahlan Sulut Kemarahan Orang Sunda, DKS Sumedang: Sikap RK Sudah Tepat

“Ya udah nih habisin, gua bawanya cuma satu,” cerita Lukas, sambil dirinya bergegas membantu Fajar dan Zaki yang kesulitan mendirikan tenda.

Menjelang malam, kedua tenda selesai berdiri semuanya masuk kecuali Raya yang masih asyik menikmati hangatnya api di bibir jurang kawah.

Hingga suatu ketika, Raya meminta bantuan kepada Lukas untuk ditemani buang air kecil, tetapi malah Hildan yang menawarkan diri.

Hildan dan Raya akhirnya pergi untuk buang air kecil, sedangkan Lukas tetap berada di dalam tenda untuk rebahan.

Tetapi kepergian mereka untuk sekadar buang air kecil, ternyata memakan waktu cukup lama untuk kembali ke tenda.

“Sekitar satu atau dua jam mereka tidak balik-balik ke tenda,” papar Lukas.

0 Komentar