Rifan lalu mencari-cari bus yang dia tumpangi, dia mencoba berputar-putar di terminal yang ramai itu. Tak ada satu pun bus yang bernama Sejahtera.
Lalu Rifan memutuskan untuk bertanya kepada salah satu kernet yang sedang makan di salah satu rumah makan di kawasan terminal.
Kernek dengan wajah berewok yang ditanya Rifan malah bergeser tempat duduknya ketika diajukan pertanyaan.
Baca Juga:Sosok Pendaki Misterius dan Pasar Setan Sering Membuat Pendaki NyasarPetaka Di Gunung Ciremai Gara-gara Abaikan Ijin Orang Tua
”Iya, memang pernah ada Bus Sejahtera jurusan Banyuwangi-Surabaya, tapi sudah sejak lima tahun lalu tidak ada lagi,” ujar kernet tersebut.
Jawaban kernet membuat Rifan kaget, bulu kunduknya mulai merinding dan pikirannya mulai terbawa ke dunia yang aneh.
”Iya Mas, pemilik bus ini menjual semua busnya setelah kejadian nahas 5 tahun lalu,” tambah si kernet.
Ternyata Bus Sejahtera yang ditumpangi Rifan adalah bus yang masuk jurang di wilayah Jember, seluruh penumpangnya tewas berikut sopir dan kernetnya.
”Banyak orang yang mengaku pernah naik bus itu ke terminal ini. Mereka menempuh perjalanan yang sangat cepat seperti sampeyan,” terang kenek itu.
Menurut kernet, ketidaksadaran Rifan membuatnya bisa sampai ke terminal dengan cepat dan selamat.
“Kalau sadar, ada yang diturunkan di sembarang tempat, bahkan di kuburan juga pernah,” tutur kernet.
”Orang menyebut bus itu sebagai bus hantu,” tambahnya.
Baca Juga:Kuntilanak Biru, Jenis Kunti Paling MenyeramkanSuara Peralatan Dapur Dipercaya Dapat Mengembalikan Orang yang Diculik Wewe Gombel
Kejadian hampir serupa juga dialami Hilman, warga Majalengka yang hendak bepergian ke Surabaya di malam hari.
Hilman yang waktu berangkat diantar sepeda motor oleh saudaranya ke pinggir jalan, berangkat dari rumah sekitar pukul 00.30.
Di pinggir jalan Hilman sengaja mencari bus malam jurusan Jawa Timur yang datang dari arah Bandung.
Tak berselang lama, sebuah bus malam melintas, tanpa pikir panjang Hilman naik untuk mencari tempat duduk yang kosong.
Kursi yang kosong tinggal tersisa satu dan kebetulan berada cukup di belakang, Hilman pun harus menyusuri deretan kursi.
Sama seperti yang terjadi kepada Rifan. Hilman melihat wajah penumpang yang dilewatinya dengan tatapan kosong.
“Mereka semua terdiam, tetapi tidak tidur,” ujar Hilman.
Tanpa ada pikiran yang aneh-aneh Hilman pun berhasil sampai di kursi yang tidak ada penumpangnya untuk ia duduki.