sumedangekspres, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta warganya jangan abai terhadap Covid 19 yang kini kembali melonjak karena cepatnya penularan varian Omicron.
Dia mengatakan kasus aktif di Jawa Barat naik dengan dominasi peningkatan kasus di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi (Bodebek).
Menurutnya, meski tingkat fatalitasnya tidak sebahaya Delta, varian Omicron tetap berbahaya.
Baca Juga:Operasi Yustisi : Sadarkan Pentingnya Masker, Pelanggar Disanksi Push UpCamat Dan Pegawai Sumedang Utara Laksanakan Vaksinasi Booster
“Omicron lagi tinggi. Tapi, tingkat fatalitasnya tidak setinggi Delta. Jadi, sudah makin turun daya bahayanya tapi daya tularnya tinggi,” ujar Ridwan Kamil di sela kunjungan kerjanya di Depok, Senin (14/2).
Dia menyampaikan dengan lonjakan kasus belakangan ini, mesti jadi peringatan agar menerapkan protokol kesehatan atau prokes.
“Kasus harian tinggi, saya minta waspada. Kasus aktif sudah 25 ribuan, karena Jabar 80 persen kasusnya ada di Bodebek karena nempel ke Jakarta,” lanjutnya.
Ridwan juga mengatakan, warga Jabar yang terpapar Omicron mayoritas menjalani isolasi mandiri di rumah masing – masing.
Sebab, mereka yang positif sebagian besar tak memiliki gejala atau hanya gejala ringan.
“95 persen kasus di Jawa Barat itu tidak ada gejala, gejala ringan yang arahannya cukup di rumah saja,” tuturnya.
Namun, untuk warga yang mesti diisolasi terpusat yang memiliki gejala dan tak memiliki fasilitas memadai.
Baca Juga:Ampas Singkong Jadi Solusi Tambahan Nutrisi TernakPemilu Ditetapkan, Peraturan KPU dan PKPU Belum Dirancang
“Yang isolasi terpusat itu kalau rumahnya tidak memadai dan membahayakan anggota keluarga lain baru masuk isolasi pusat. 95 persen sekarang di rumah kita kasih obat gratis,” ujarnya.
Sebelumnya, puncak kasus infeksi Covid-19 varian omicron diprediksi terjadi dalam 1-2 pekan ke depan. Kementerian Kesehatan meminta agar masyarakat yang rentan tertular seperti karena memiliki komorbid dan lansia agar berhati-hati dan tidak melakukan mobilitas yang tinggi.
Direktur Jenderal Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Abdul Kadir mengatakan sebagian besar kasus Covid 19 varian omicron di Indonesia bergejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG). Hal itu diduga karena gencarnya vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
“Kita tetap harus berhati-hati. Omicron bisa berbahaya pada lanjut usia (lansia) termasuk orang dengan komorbid (penyakit penyertaan), orang yang belum divaksin, dan anak-anak,” ujar Abdul Kadir. (bbs/vva/kbe)