sumedang, CIMANGGUNG – Tempe dan tahu yang biasa jadi sajian di rumah mendadak sulit ditemukan. Hampir seluruh pedagang tahu dan tempe yang berjualan di Pasar Parakanmuncang seolah kompak berhenti berproduksi harga kedelai yang mahal.
Seorang pedagang tahu dan tempe di pasar Parakanmuncang Maman mengatakan hilangnya dua olahan makanan tersebut merupakan efek mahalnya harga kacang kedelai. Sehingga, para pedagang tahu dan tempe mogok berjualan.
Dikatakan, hal itu mulai berlaku dati hari Senin (21/2) hingga Rabu (23/2).
“Tahu dan tempe di pasar Parakanmuncang berhenti berjualan karena harga kedelai mahal,” terang Maman kepada Sumeks, Senin (21/2).
Baca Juga:Pembelajaran Online Berdampak Buruk Bagi Mental SiswaMaling Gasak Kantor Desa Tarunajaya
Maman menambahkan, para pedagang mogok berjualan karena perajin tahu dan tempe berhenti produksi selama tiga hari.
“Kami kompak juga tidak berjualan tahu dan tempe karena pabrik tahu dan tempe menghentikan produksinya,” terangnya.
Dijelaskan, setelah tiga hari kemungkinan bisa kembali menjual tahu dan tempe, tapi nanti dilihat perkembanganya kedepan apakah stok tahu dan tempe kembali ada atau hilang selamanya.
“Saya terpaksa jualan tas di lapak yang biasa menjual tempe dan tahun karena stoknya tidak ada,” tuturnya.
Ia berharap pemerintah bisa mengatasi harga kacang kedelai dan harganya kembali normal biar para pedagang dan perajin tahu dan tempe bisa kembali memproduksi makanan yang banyak digemari rakyat. (kos)