Mengantri Minyak Goreng, Warga Abaikan Prokes

Mengantri Minyak Goreng, Warga Abaikan Prokes
Warga melakukan antrian panjang untuk berburu minyak goreng di salah satu mini market yang masih tutup di kawasan Kecamatan Cimalaka, Selasa 22/2 (SITI DAHLIA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, CIMALAKA – Langkanya minyak goreng masih menjadi masalah yang masih harus digali akar penyebabnya. Dari setiap desa banyak sekali warga yang datang berbondong-bondong mengantri di depan minimarket terdekat untuk mendapatkan minyak goreng. Seperti yang terjadi di Desa Cimalaka, Kecamatan Cimalaka, Selasa (22/2) pagi.

Pantauan Sumeks, antrian warga yang berburu minyak goreng tampak tidak teratur dan menimbulkan kerumunan. Sehingga, mau tidak mau masyarakat harus melalaikan prokes dan tidak menjaga jarak satu sama lain demi mendapatkan minyak goreng yang saat ini sulit didapatkan.

Seorang warga Kecamatan Cimalaka Nunung Kurniasih mengatakan, antrian panjang dimulai pada pukul 07.00 pagi, hingga sore hari. Tentunya dengan pembagian kloter yang berbeda.

Baca Juga:Siasati Mahalnya Kedelai dan Migor, Perajin Tahu Menaikkan HargaOperasi Pasar Murah, Timbulkan Kecemburuan Sosial

“Kami antri sesuai dengan kupon yang diambil. Biasanya pengambilan kupon dari jam 08.00 pagi, dan toko dibuka pada jam 09.00 pagi,” ujar Nunung yang ikut antrian kepada Sumeks, Selasa (22/2).

Dikatakan, untuk harga minyak goreng dibandrol Rp. 14.000 setiap liternya.

Nunung juga mengatakan, penyebab dari antrian yang panjang juga dikarenakan masyarakat berdatangan dari berbagai desa yang berbeda di Kecamatan Cimalaka. Nunung sendiri juga bukan merupakan warga Desa Cimalaka.

“Saya warga Desa Licin. Saya ikut ngantri disini untuk dapat minyak goreng,” singkatnya.

Dengan langka dan mahalnya minyak goreng, masyarakat berharap jika pemerintah dapat mengatasi masalah ini. Selain itu, kelangkaan minyak goreng sendiri menyebabkan warga abai terhadap prokes di saat pemerintah menerapkan PPKM Level 3. Karena, kerumunan yang ditimbulkan juga dapat menyebabkan terjadinya rantai penularan covid-19.

*Prokes Abai, Covid Bisa Naik* ujarnya (dhl/job)

0 Komentar