- Membaca doa yang ma‘tsur sebelum atau setelah berbuka
Membaca doa yang ma‘tsur sebelum atau setelah berbuka, antara lain dengan doa berikut:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Artinya, “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, hanya kepada-Mu aku bertawakal. Sungguh, rasa haus sudah sirna, urat-urat sudah basah, dan balasan sudah tetap, insya Allah. Wahai Dzat yang maha luas karunia-Nya, ampunilah aku. Segala puji hanya milik Allah Dzat yang telah memberiku petunjuk, hingga aku kuat berpuasa. Lalu Dia memberiku rezeki, hingga aku bisa berbuka.”
Atau dengan doa yang lebih pendek dan masyhur:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya, “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, berkat rahmat-Mu, wahai Dzat yang maha penyayang di antara para penyayang.”
Baca Juga:Inilah Keistimewaan Shalat Subuh dan Isya Berjamaah pada Bulan Suci RamadhanPatilasan Sunan Kalijaga di Blora menyimpan mistis
- Mandi besar sebelum terbit fajar
Kita sebaiknya mandi besar dari junub, haid, atau nifas dilakukan sebelum terbit fajar agar bisa menunaikan ibadah dalam keadaan suci, di samping khawatir masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya jika mandi setelah fajar.
Apabila tidak sempat mandi seluruh tubuh sebelum fajar, hendaknya mencuci bagian-bagian tersebut (yang sekiranya rawan masuk air) disertai dengan niat mandi besar.
- Menahan lisan
Menahan lisan dari hal-hal yang tidak berguna, apalagi hal-hal yang haram, seperti berbohong ataupun mengumpat. Karena, semuanya akan menggugurkan pahala puasa.
- Menahan diri
Kita harus bisa menahan diri dari berbagai hal yang tak sejalan dengan hikmah puasa, walaulun sebenarnya hal itu tidak sampai membatalkan, tapi dapat mengikis hikmah puasa. Seperti berlebihan dalam menyiapkan makanan atau minuman, bersenang-senang secara berlebihan, sebab semua itu tak seiring dengan hikmah dari ibadah puasa.
- Perbanyak sedekah, baik kepada keluarga, kaum kerabat, maupun tetangga.
Dengan memberi mereka makanan secukupnya. Apabila tidak ada, jangan sampai luput walau hanya seteguk air atau sebiji kurma, berdasarkan sabda Rasulullah saw:
أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ
Artinya, “Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut,” (HR Ahmad).