sumedangekspres – Pesantren jin di Bumi Sukowati ini berada di area makam Eyang Singomodo, Jenar. Makam ini adalah milik Syech Nasir, beliau seorang guru agama di Kerajaan Mataram.
Dikisahkan ketika terjadi perang Mataram, Syech Nasir melarikan diri ke sebuah kampung bernama Kandang Sapi, Jenar, Sragen.
Dia bersama 5 muridnya menggunakan perahu yang terbuat dari bambu sehingga bisa sampai kampung ini. Setibanya di sini, ia mengganti namanya menajdi Eyang Singomodo. Dari sinilah, cerita pesantren jin di Sragen berawal.
Baca Juga:Rumah Jin Di Makkah Tidak Bisa Dihancurkan, Syekh Sampai Alat Beratpun tidak bisa membantuBRI Peduli Wujudkan Mimpi Anak Petani Tempuh Pendidikan S2
“Semasa hidupnya Eyang Singomodo adalah pribadi yang taat beribadah dan menjauhkan diri dari gemerlap urusan duniawi termasuk musik,” ujar pengelola akun Instagram @misterisolo.dilansir dari okezone.com
Ia juga mendirikan pesantren di kampung ini. Menurut cerita yang beredar ada makhluk halus yang ikut menimba ilmu di sini. Oleh karena itu daerah ini dikenal sebagai daerah yang angker.
“Konon, beliau juga mendirikan pesantren di sini. Tidak hanya manusia, murid beliau pun juga banyak dari bangsa jin. Mitosnya, beberapa ‘asrama’ gaib menjadikan beberapa tempat di daerah ini menjadi wingit,” terang dia.
Tidak hanya soal pesantren jin di Sragen, kisah misteri Eyang Singomodo ini juga menuai mitos larangan menanggap sinden di daerah ini.
Hal ini dikarenakan semasa hidupnya, Eyang Singomodo melarang murid-muridnya untuk menanggapi sinden di kampung ini.
“Mitos dilarangnya pesinden masuk area di sekitar makam Eyang Singomodo pun bertahan hingga sekarang,” ucap dia.
Tetapi sayangnya dulu banyak masyarakat yang melanggar mitos larangan tersebut sehingga menyebabkan musibah hingga kematian.
Baca Juga:Tokoh Masyarakat Garut Deklarasikan Ridwan Kamil PresidenWagub Jabar: Libur Lebaran Boleh Mudik, Vaksinasi Tetap Diutamakan
“Dulu, ada seorang yang nekat menanggap pesinden akhirnya ketika perjalanan pulang pesindennya tewas karena kejatuhan buah kelapa tak jauh dari lokasi tanggapannya. Ada pula pemilik hajat yang tiba-tiba gila setelah melakukan wayangan dengan menanggap sinden. Bahkan beberapa orang yang berkata buruk dalam hati ketika nengunjungi makam ini juga sering tertimpa celaka. Namun, mitos ini hanya berlaku di daerah dekat makam Eyang Singomodo, Dukuh Singomodo RT.05,” ujar dia menceritakan pesantren jin dan juga larangan sinden di sebuah kampung di Sragen ini.