sumedang, KOTA – Pemerintah membuat kebijakan membolehkan mudik sehingga bisa dipastikan akan terjadi lonjakan pemudik. Karena, masyarakat sudah dua tahun ini tertahan untuk mudik ke kampung halaman.
Di sisi lain, ada resiko pandemi covid 19 kembali mengalami lonjakan kasus. Pasalnya, sejatinya pandemi ini memang belum selesai.
Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi 3 DPRD Sumedang Iwan Nugraha kepada Sumeks, Kamis (28/4).
Baca Juga:Warung Ketan-Pajagan, Bisa Jadi Jalur Alternatif PemudikJatimulya Sukses Salurkan BPNT dan BLT DD
“Di China sudah muncul varian baru BA.1.1 yang merupakan mutasi dari varian omicron. ada juga varian rekombinan dari varian delta dan omicron dinamakan varian XE, sebelumnya disebut varian deltacron. Disebutkan, WHO sedang memonitor satu varian lainnya yaitu varian XD,” kata Iwan.
Diakui, memang pemerintah membuat persyaratan untuk mudik, yaitu sudah vaksin booster atau minimal menunjukan hasil rapid tes atau PCR. Tetapi, jika arus mudik ini sedemikian membludak, tentu proses screening dan penjagaan di lapangan tidak akan berjalan optimal. Kebijakan ini akan menjadi sulit dijalankan.
Dia menuturkan, vaksin booster pun memang tidak akan menjamin seseorang dari paparan virus, tetapi setidaknya akan mengurangi tingkat keparahan jika terpapar. Sehingga, mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).
“Karena itu, tentu kita menyarankan bagi pemudik yang layak vaksin untuk terlebih dahulu divaksin booster,” jelasnya.
Sampai saat ini, kata dia, prosentasi vaksin booster Sumedang baru di kisaran 15%. PR-nya masih cukup banyak.
“Harapan kita, pemerintah daerah akan melakukan aksi kolaborasi dengan semua stakeholder. Jika hanya bertumpu pada instansi terkait (dinas kesehatan) progresnya akan sangat kurang,” tegasnya.
Selain itu, capaian vaksin kedua lansia baru di kisaran 56%. Ini masih harus digenjot. Lansia ini biasanya memiliki banyak faktor komorbid.
Baca Juga:Satpol PP Sumedang Siap Bantu Amankan Arus MudikJelang Lebaran, Mall Jatos Alami Peningkatan Pengunjung
“Jadi jika terpapar covid resiko keparahan hingga kematian menjadi lebih besar. Karenanya capaian vaksin kedua pada lansia harus segera dioptimalkan,” tutupnya. (atp)