Cadas Pangeran Ambrol, Tiga Rumah Terancam 

Cadas Pangeran Ambrol, Tiga Rumah Terancam 
Beberapa warga membersihkan material tanah dan pasir akibat terjadi longsor di Dusun Haurkoneng Desa Ciherang Kecamatan Sumedang Selatan, kemarin (KEGGA KEGGYAN/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, KOTA – Sebuah Tembok Penahan Tebing (TPT) yang berlokasi dijalan raya Bandung-Sumedang, tepatnya di Cadas Pangeran, mengalami ambrol. Kejadian itu sempat mengganggu lalulintas antara Cirebon-Bandung.

Selain itu, sebanyak tiga rumah yang dekat dengan lokasi longsoran pun ikut terancam.

TPT yang berlokasi di Dusun Haurkoneng Desa Ciherang Kecamatan Sumedang Selatan tersebut ambrol pada Kamis (12/5) sekitar pukul 01.30 dini hari. Akibatnya, material TPT yang ambrol sempat jatuh ke badan jalan dan mengganggu lalulintas.

Baca Juga:Polisi Kantongi Dua Nama Pemilik Objek WisataKematian Shireen Abu Akleh Duka bagi Jurnalis Sedunia

Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, Atang Sutarno menjelaskan TPT tersebut ambrol karena intensitas hujan yang cukup tinggi. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan himbauan kepada keluarga pemilik rumah.

“Tadi malam kami melaksanakan patroli, sekitar pukul 12 belum terjadi. Warga yang terdampak sudah kami minta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman,” jelas Atang di lokasi kejadian, Kamis (12/5).

Dikatakan, area Desa Ciherang merupakan area rawan longsor. Sudah beberapa kali terjadi longsor di area tersebut.

Sementara itu, Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto, langsung meninjau lokasi kejadian dan memberikan sejumlah bantuan kepada pemilik rumah.

“Jadi memang permasalahan seperti ini bukan pertama kali terjadi di Sumedang karena kontur tanahnya sendiri. Hal seperti ini tidak bisa dipecahkan satu instansi, ini harus lintas sektoral. Kami kepolisian tentunya sebagai langkah awal melakukan pengamanan jalur ini agar tidak macet,” jelas  Eko.

Eko juga sudah menyediakan tempat mengungsi bagi keluarga korban. Tempat tersebut dulunya merupakan barak dalmas yang telah dirubah menjadi mess.

“Kita punya 7 mess dan dalam satu mess memiliki 7 tempat tidur kurang lebih bisa menampung 49 orang. Jadi jika korban tidak memiliki tempat tinggal sementara tempat tersebut selalu terbuka,” jelas Eko. (kga)

0 Komentar