sumedang, KOTA – Warga Desa Margawindu Kecamatan Sumedang Selatan merasa kecewa karena wilayahnya selalu dijadikan kambing hitam dan diduga menjadi penyebab terjadinya banjir bandang yang terjadi di Desa Citengah.
Sejumlah warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Margawindu, menanggapi hal tersebut dengan sangat serius.
Sekretaris Kelompok Tani Margawindu Andi Rukandi mengatakan dirinya mempertanyakan adanya bangli yang disebut-sebut merusak alam area margawindu.
Baca Juga:Kirab Panji Masih Masih Sakral di MasyarakatVolume Transaksi Tumbuh 175,2%, BRImo Terus Perkaya Fitur dan Inovasi Digital
“Ada salah seorang pejabat menyebutkan di media adanya 30 villa baru di area Margawindu, kami ingin tahu kriteria vila itu seperti apa? Apakah gubuk tempat berteduh para penggarap bisa disebut villa,” jelas Andi Rukandi beberapa waktu lalu.
Para petani pun menelusuri kembali data yang disampaikan oleh salah seorang pejabat adalah hasil laporan Kepala Desa Citengah pada kasus banjir bandang yang terjadi 2021.
“Setelah ditelusuri, kemungkinan data yang disampaikan oleh salah seorang pejabat, merupakan statemen dari Pak Kades Citengah,” tambah Andi.
Berdasarkan data dan fakta-fakta yang dihimpun Walhi, lahan produktif garapan petani Margawindu, bukan penyebab banjir bandang.
“Juga pemberitaan di media hari ini, seolah telah membuat Margawindu sebagai kambing hitam dibalik kejadian banjir bandang. Padahal, jelas tertera pada peta analisa penelitian dari Walhi, arus sungai tidak berurusan dengan perkebunan Margawindu,” jelas Andi. (kga)