Produksi Minim, Harga Cengkeh Tinggi

Produksi Minim, Harga Cengkeh Tinggi
Beberapa petani melakukan pemetikan sebelum penjemuran cengkeh yang baru dipanen, baru-baru ini (HERI PURNAMA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, WADO – Cengkeh jadi salah satu hasil bumi yang menopang perekonomian masyarakat di beberapa wilayah di Kecamatan Wado.

Ada beberapa desa di Kecamatan Wado yang jadi sentral cengkeh, terutama wilayah pegunungan, seperti Desa Sukajadi, Cimungkal dan Ganjaresik.

Keberadaan cengkeh di wilayah Wado menjadi penghasilan tahunan andalan masyarakat. Bukan hanya pemilik kebun saja yang akan diuntungkan oleh cengkeh tersebut, tapi banyak warga yang bisa terlibat didalamnya.

Baca Juga:Tidak Surut, Warga Tidak Punya Beras, Sambung Hidup 4 Sampai 6 BulanPemkab Fokus Turunkan Angka Stunting

Salah satu tokoh petani di Desa Ganjaresik, Asep Sukmara menyebutkan, musim cengkeh diibaratkan musim emas oleh masyarakat yang ada di wilayah pegunungan. Pasalnya, warga bisa punya penghasilan yang cukup lumayan meski hanya jadi kuli.

“Proses panen cengkeh itu lumayan banyak memberdayakan warga sekitar. Dari mulai proses pengambilan dari pohon, pemetikan sampai penjemuran itu biasaya melibatkan masyarakat,” katanya kepada Sumeks, baru-baru ini.

Dikatakan, untuk tahun ini harga cengkeh cukup tinggi, per kilogramnya bisa lebih dari Rp 100 ribu. Namun yang disayangkan, buah cengkeh tahun ini sangat minim. Hal itu disebabkan oleh banyaknya hujan.

“Cengkeh tidak akan maksimal berbuah, kalau terlalu banyak hujan,” jelasnya.

Menurutnya, cengkeh cukup bisa diandalkan mendongkrak perekonomian masyarakat. Jadi kalau buah cengkeh minim, maka dampak buruk kepada perekonomian masyarakat akan sangat terasa.

“Kalau cengkeh berbuahnya tidak maksimal, berdampak langsung kepada perekonomian warga,” tuturnya. (eri)

0 Komentar