مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا (Ibnu Majah 3123)
Tentang hukum kurban, Allah SWT Berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ # الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلَاةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ # وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ #
(Q.S. al-Hajj 22:34-36)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (Q.S. al-Kautsar 108:2)
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ دَمٍ , وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي قَرْنِهِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا , وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ فِي الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
(Sunan Tirmidzi 1493; Sunan Kubra lil Baihaqiy 19047; Ibnu Majah 3126)
Tentu saja, makna hukumnya disepakati ulama sebagai sunnah muakkadah; baik sunnah ‘ainiyyah maupun sunnah kifayah; sebagaimana keterangan dalam hadits Rasulullah tentang kurban, witir, dan dua raakat fajar:
ثَلَاثٌ هُنَّ عَلَيَّ فَرَائِضُ وَلَكُمْ تَطَوُّعٌ: النَّحْرُ، وَالْوِتْرُ، وَرَكْعَتَا الْفَجْرِ
(Mustadrak ‘ala Shahihain 1119)
Iklan untuk Anda: Ibu rumah tangga ditelan oleh python raksasa Selamat
Advertisement by
Generasi selanjutnya,[3] Nabi Ibrahim juga berkurban. Bahkan perintah Allah datang melalui mimpi; bahwa ia menyembelih putranya, Ismail. Ada bingung. Ada sedih; karena akan kehilangan buah hati yang telah lama dinanti.
Namun keputusan harus segera diambil.
Hati diteguhkan dan dilapangkan.
Niat dan tekad dibulatkan:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
(Q.S. al-Shaffat 37:102)
Nabi Ibrahim pun bermusyawarah dengan Ismail sang anak.
Baca Juga:Pengasuh Ponpes Melecehkan 6 Santri di Banyuwangi , Modus Tes Keperawanan, Pelaku Eks Anggota DPRDTerungkap Faktor Penyebab Pria Bunuh Istri dan Anak yang Berumur 3 Tahun Di Kukar
Ternyata sang anak menyambut niat ayahnya.
“Wahai ayahku, kerjakan saja apa perintah Allah; engkau akan menemukanku sebagai orang yang sabar”.
Kesabaran dan keteguhan kedua manusia tersebut diuji cukup berat.
Bahkan dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, iblis turut menggoda. Agar niat dibatalkan. Agar kurban diurungkan. Agar Ismail diselamatkan. Karena perintah tidak rasional. Tidak humanis. Melanggar hak asasi.
Namun, niat keduanya – atas Izin Allah – justru makin kuat.
Yakin akan Kebesaran Allah. Yakin akan Keadilan Allah. Anak hanya titipan. Hidup hanya sementara. Iblis penggoda pun dilempari batu. Bukan hanya sekali; tapi 3 kali.
Kejadian monumental ini dikenang dan diabadikan sebagai ibadah lempar jumroh sebanyak tiga kali: Ula, wustho, dan aqobah:
لَمَّا أَتَى إِبْرَاهِيمُ خَلِيلُ اللَّهِ الْمَنَاسِكَ عَرَضَ لَهُ الشَّيْطَانُ عِنْدَ جَمْرَةِ الْعَقَبَةِ فَرَمَاهُ بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ حَتَّى سَاخَ فِي الْأَرْضِ، ثُمَّ عَرَضَ لَهُ عِنْدَ الْجَمْرَةِ الثَّانِيَةِ فَرَمَاهُ بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ حَتَّى سَاخَ فِي الْأَرْضِ، ثُمَّ عَرَضَ لَهُ عِنْدِ الْجَمْرَةِ الثَّالِثَةِ فَرَمَاهُ بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ حَتَّى سَاخَ فِي الْأَرْضِ
(Al-Mustadrak ‘ala Shahihain lil Hakim 1713; Syi’bu al-Iman 3783; al-Jami’ al-Shahih vol. 10 hlm. 190)
Keduanya pun berserah. Pisau ditajamkan. Pelipis sang anak diletakkan di atas landasan.
Nabi Ibrahim berusaha menahan segala kasih sayang; berikut berbagai memorinya bersama sang anak. Sang anak pun demikian.
Karena niat dan tekad sudah bulat, kata pamitan pun diucapkan dengan teguh.
Baca Juga:Anak Kia Jombang Moch Subchi At Tsani Dikepung Selama 15 Jam, Akhirnya Menyerah2 Pengedar 43,4 Kg Sabu Di Surabaya Divonis Mati
Usul agar pisaunya tidak dihadapkan ke arahnya; agar ia tidak takut dan kuat jiwanya; agar mukanya dihadapkan ke landasan sembelih, agar tekad ayahnya tidak melemah dan sanggup mengayun pisau: