Mulai Sekolah, Pendapatan Sopir Angkutan Umum Tetap

Mulai Sekolah, Pendapatan Sopir Angkutan Umum Tetap
Para siswa sebuah SD di Kecamatan Darmaraja saat bubar sekolah, kemarin (HERI PURNAMA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, DARMARAJA – Aktivitas sekolah nyaris tidak berpengaruh terhadap pendapatan jasa angkutan umum.

Perbandingan saat libur sekolah dengan adanya aktivitas sekolah, pendapatan jasa angkutan umum hampir tidak ada bedanya. Seperti pengakuan salah satu sopir angkot Wado-Situraja, Jaenudin pada Sumeks, Senin (18/7).

Dia menyebutkan, kalau ada aktivitas sekolah memang ada sedikit peningkatan pendapatan dibanding dengan libur sekolah.

Baca Juga:Tingkatkan Pelayanan, Jatinangor Berbenah Siapakan KPJPerbaikan Ekonomi Jadi  Program Prioritas

Hanya saja, saat dibandingkan dengan pengalaman masa-masa sebelumnya, sangat jauh. Hal itu, dipengaruhi banyaknya siswa yang menggunakan kendaraan sendiri. Bahkan sekarang-sekarang ini, siswa yang jarak tempuh dari rumah ke sekolahnya dekat lebih memilih jalan kaki. Padahal, sebelumnya anak-anak tetap naik angkot meskipun jarak tempuhnya hanya satu kilometer atau kurang dari satu kilometer.

“Pengalaman saya di jasa angkutan umum ini sudah lumayan lama. Kalau penghasilannya dibandingkan dengan dulu, sangat jauh. Tetapi semakin kesini, saya perhatikan banyak siswa yang pulang sekolah jalan kaki. Memang jarak tempuh dari sekolah ke rumahnya tidak terlalu jauh, tapi dulu juga banyak yang rumahnya tidak terlalu jauh tetap saja pakai angutan umum,” katanya.

Jaenudin menjelaskan, pihaknya merasakan anjloknya pendapatan jasa angkutan umum selain dari semakin meningkatnya jumlah kendaraan pribadi, dirasakan juga minimnya pendapatan setelah hilangnya beberapa desa di wilayah genangan Waduk Jatigede.

Pasalnya, lanjut dia, dengan adanya perpindahan penduduk dari wilayah genangan, banyak juga pelanggan-pelanggan angkutan umumnya yang hilang.

Dia mencontohkan, sebelum tergenang, muatan dari Desa Cibogo atau Cipaku itu bisa diandalkan. Setiap pagi saja pelanggan muatan yang biasa belanja ke pasar itu sudah menetap jumlahnya, ditambah lagi anak-anak sekolah.

“Kalau dulu pas mau berangkat narik dari tempat tinggal saya, (Desa Cibogo), pagi-pagi muatan yang mau ke pasar itu sudah penuh,” katanya. (eri)

0 Komentar