sumedang, KOTA – Unit Kegiatan Mahasiswa Mapala Balwana Paksi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas April Sumedang memenangkan kejuaraan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa).
Kegiatan itu sendiri diselenggarakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswan (Dit. Belmawa) Kemendikbudristek pada Selasa (21/6) lalu.
Setelah memenangkan kompetisi tersebut, tim PPK Ormawa mengadakan pembukaan kegiatan Program PPK Ormawa di Desa Nagarawangi Kecamatan Rancakalong. Kegiatan pembukaan tersebut mendapat sambutan baik dari pihak desa, kecamatan, pertanian dan diundang untuk meyambut kegiatan ini pada Selasa (5/7).
Baca Juga:Koordinator KPJ Dibawah Kendali SekdaDinkes Sumedang Klaim Pelayanan Kesehatan Lancar
Pembina UKM Mapala Balwana Paksi sekaligus dosen pembimbing yang terpilih untuk kegiatan Dr Rony Hidayat S Sn MPd mengatakan untuk masuk ke tahap ini, ada dua seleksi yang dilalui. Tahap pertama, yaitu seleksi administrasi dan tahap kedua, yaitu presentasi.
Dijelaskan, secara nasional yang lulus tahap adminsitrasi dan subtansi yaitu 383 subroposal dari 2078 keseluruhan Subroposal. “Untuk presentasi sendiri, dilaksanakan secara daring dan dilakukan empat hari. Dua hari untuk presentasi sub proposal oleh ormawa dan dua hari presentasi proposal oleh pihak kampus,” jelasnya dalam rilisnya.
Dikatakan, dana yang didapat sebesar empat puluh juta dari setiap subproposal. Namun, ada penyesuaian sesuai dengan rancangan anggaran biaya (RAB) yang terdapat pada proposal sehingga Mapala Balwana Paksi mendapatkan dana sebesar dua puluh sembilan juta.
“Seluruh dana akan dialokasikan pada sanggar tani muda dengan kriteria dari Kementrian berupa tidak lebih dari sepuluh orang dan berusia tidak lebih dari 35 tahun yang dibentuk dengan judul Integrasi Budidaya Lebah Madu Trigona dan Sayuran Organik di Desa Nagarawangi,” jelasnya.
Disebutkan, pengambilan tema ini karena lebah trigona sangat spesial. Selain tidak bersengat dan memiliki madu yang melimpah, ternyata lebah ini sensitif dengan zat kimia. Sehingga, untuk membudidayakannya harus terbebas dari zat kimia.
“Tema ini pun berkaitan dengan pecinta alam, yaitu dasarnya konservasi tanah, air, dan udara. Dengan adanya budidaya lebah trigona akan mencapai ketiga konservasi. Selain itu, lebah trigona juga mengambil nektar dari sayuran yang diuji coba dengan cara menaruh sayuran berpupuk zat kimia dan zat alami. Pupuk dengan zat alami di dekatinya, berbeda dengan pupuk yang mengandung zat kimia. Hal inilah yang menjadikan tema ini makin menarik,” ujar Rony.