Peran Umat Muslim dalam Kemerdekaan Indonesia

Peran Umat Muslim dalam Kemerdekaan Indonesia
Foto: sejarahhone.id
0 Komentar

Selain itu, muncul juga berbagai laskar perjuangan berbasis Islam, seperti Laskar Hizbullah-Sabilillah, yang diteruskan Asykar Perang Sabil dan beberapa laskar Islam lainnya.

Laskar Hizbullah dibentuk sebagai laskar perjuangan semi-militer dari sebuah kelompok Islam yang dilandasi dengan niat jihad fi sabilillah, yaitu berjuang menegakkan agama dan negara.

Laskar Hizbullah berperan aktif dalam Pertempuran Surabaya melawan Sekutu pada 10 November 1945 di Surabaya.

Baca Juga:Ki Ageng Henis, Tokoh Penyebar Agama Islam di SoloSejarah Sultan Hidayatullah II

Hal itu dibuktikan dengan perlawanan yang tidak pernah berhenti dari tokoh-tokoh di kerajaan Islam Nusantara.

Misalnya seperti perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten, perlawanan Pangeran Antasari di Banjar yang didukung para ulama dan santri, perlawanan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam, serta perlawanan Pangeran Diponegoro.

Dalam Perang Diponegoro yang berlangsung antara 1825-1830, para pemimpin umat Islam melawan bangsa Eropa hingga mampu menewaskan sekitar 8.000 pasukan penjajah.

Perlawanan para ulama terhadap penjajah

Selain dipimpin oleh para tokoh dari kerajaan Islam, perlawanan terhadap bangsa penjajah juga dilakukan sendiri oleh para ulama.

Para ulama memimpin perlawanan bersama rakyat Indonesia hingga terbentuk gerakan-gerakan sosial di kawasan Nusantara.

Peran ulama dalam kemerdekaan Indonesia sangat penting. Salah satu contohnya pada Perang Padri di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Imam Bonjol.

Akibat Perang Padri, timbul gerakan-gerakan Islam seperti Gerakan 3 Haji di Lombok, Gerakan R Gunawan di Jambi, Gerakan H. Aling Kuning di Kalimantan Timur, Gerakah KH. Wasit dari Cilegon, dan masih banyak lagi.

Baca Juga:Dahi Balita di NTT Tertembak Senapan Sang Ayah hingga TewasNarapidana Anak di Lampung Tewas Dipukuli Teman Sekamarnya

Selain itu, muncul juga berbagai laskar perjuangan berbasis Islam, seperti Laskar Hizbullah-Sabilillah, yang diteruskan Asykar Perang Sabil dan beberapa laskar Islam lainnya.

Laskar Hizbullah dibentuk sebagai laskar perjuangan semi-militer dari sebuah kelompok Islam yang dilandasi dengan niat jihad fi sabilillah, yaitu berjuang menegakkan agama dan negara.

Laskar Hizbullah berperan aktif dalam Pertempuran Surabaya melawan Sekutu pada 10 November 1945 di Surabaya.

Selain itu, umat Islam juga membantu Tentara Keamanan Rakyat (TKR) atau sekarang TNI, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lewat strategi gerilya melawan penjajah.

Di samping melalui perlawanan fisik, perjuangan meraih kemerdekaan juga dicapai dengan mengandalkan kekuatan ilmu.

0 Komentar