sumedangeskpres – Imunisasi campak untuk kekebalan tubuh anak penting, tegas Ketua Komisi Daerah KIPI Jawa Barat Prof. Kusnandi Rusmil
Tidak ada alasan lagi orang tua khawatir kedapa anaknya untuk mendapatkan imunisasi, karena vaksin yang diproduksi sudah aman.
Di Taman Museum Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, kusnandi memaparkan tema bukan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022, di hadapan para jurnalis dalam Jabar punya informasj Vol,99, pada hari Senin (01/08/2022).
Baca Juga:Shakira Dituntut 8 Tahun Penjara Karena Tersangka Penipuan Pajak Sampai Rp 220 Miliar, Akan Pisah Dengan PiqueKebakaran Rumah Di Talun Cirebon, Api Berawal Dari Pembakaran Sampah
Lantaran sudah lama digunakan serta dibuat dengan sangat hati-hati oleh para ahli kesehatan, vaksin yang dipakai sebagai vaksinasi kepada masyarakat dijamin aman, berdasarkan Kusnandi.
“Efek sampingnya sudah diperhitungkan sangat sedikit, keuntungannya jauh lebih besar. Jadi gak usah takut karena semua orang itu sudah diimunisasi,” kata Kusnandi.
“Termasuk yang naik haji juga sudah divaksinasi, no problem. Keamanannya sudah diperhitungkan,” imbuhnya.
Kusnandi mengingatkan, Harus diantisipasi serta perlu ada persiapan serius, meskipun kecil kemungkinan dampak langsung ditimbulkan setalah disuntik vaksin.
“Kejadiannya juga susah diperhitungkan maka harus dipersiapkan. Makanya di tempat imunisasi harus selalu ada peralatan untuk menolong kalau terjadi apa apa. Walaupun kejadian itu belum tentu terjadi tapi kita harus siap-siap,” ucapnya.
Pemeriksaan anak yang akan ikut imunisasi campak, berawal dari pendataan, skrining Samapi pemantauan pasca adalah hak yang harus diperhatikan sebelum imunisasi campak anak.
“Kalau dia punya penyakit gak boleh diimunisasi, khususnya penyakit yang daya tahan tubuhnya rendah atau dia punya penyakit kanker,” jelas Kusnandi.
Baca Juga:Polisi Tangkap Seorang Staf SMP 6 Kota Bekasi, Yang Tersangka Melakukan Pelecehan Terhadap SiswaPria Diamankan Di Kamar Hotel Karena Terduga Bandar Narkoba
Menurutnya, dari 1 juta orang yang divaksin ada satu orang pingsan. Jadi kalau 10 juta orang divaksin yang pingsan 10 orang pingsan.
“Dan itu bukan karena salah vaksinnya tapi karena bawaan orangnya. Semisal orang yang alergi, kayak kita makan udang bisa bengkak bengkak (karena alergi),” tutur Kusnandi.
BIAN 2022 di Jabar mendapat perhatian dari Unicef, organisasi di bawah Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mengurusi anak-anak.
Konsultan Imunisasi Unicef Wilayah Jawa Rusipah memaparkan, bahwa ada dua tujuan yang perlu dan harus dilakukan dalam BIAN 2022.
“Yang pertama adalah untuk menuju eliminasi campak rubela. Jadi kita harus memberikan imunisasi tambahan satu dosis untuk sasaran.”